UJI EFEKTIVITAS KONSENTRASI EKSTRAK DAUN SIRIH DAN DAUN MENGKUDU TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA KOMODITAS CABAI RAWIT SECARA IN VITRO

Ririn Vian Herviana, Usman Siswanto, Putri Laeshita

Abstract


Antraknosa merupakan penyakit penting pada cabai dan apabila dibiarkan dapat mengurangi hasil panen. Daun sirih dan mengkudu kaya akan bahan aktif yang bersifat antifungal sehingga dapat digunakan untuk menekan penyakit tersebut. Tujuan Penelitian ini yakni menguji manfaat ekstrak daun sirih dan daun mengkudu pada beberapa konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum sp. Penelitian dilaksanakan di laboratorium dengan menggunakan percobaan faktorial (2x5) yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan secara in vitro dengan metode peracunan media tumbuh PDA (Potato Dextrose Agar) dengan bahan ekstrak sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan yaitu 0, 3, 6, 9 dan 12 %, selanjutnya jamur Colletotrichum sp. diinokulasi pada media tumbuh. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan diuji lanjut Orthogonal Polynomial dan Least Significant Difference (LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin efektif kandungan senyawa aktif dalam ekstrak daun sirih dan daun mengkudu. Interaksi antara keduanya mampu menurunkan diameter koloni, kerapatan spora dan meningkatkan daya hambat. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan senyawa aktif dari ekstrak daun sirih dan daun mengkudu mampu menekan pertumbuhan jamur Colletotrichum sp. hingga 12%.


Keywords


Colletotrichum sp., pestisida nabati, in vitro.

References


Aji OR, Roosyidah LH. 2020. Antifungal Activity of Morinda citrifolia Leaf Extracts Against Colletotrichum acutatum. Biogenesis 8(1): 49-54.

Badan Pusat Statistik. 2020. Luas Panen dan Produksi Cabai Rawit. BPS Jawa Tengah.

Chung WH, Ishii H, Nishimura K, Fukaya M, Yano K, Kajitani Y. 2006. Fungicide sensitivity and phylogenetic relationship of anthracnose fungi isolated from various fruit crops in Japan. Plant Dis 90:506-512.

Ferdiansyah M, Nasution J, Lubis R. 2020. Analisa antifungal ekstrak etanol biji alpukat terhadap pertumbuhan jamur Colletotricum sp pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Jurnal Ilmiah Biologi UMA 2 (1): 1-7.

Hidayat T, Dinata K, Ishak A, Ramon E. 2022. Identifikasi Hama Tanaman Cabai Merah Dan Teknis Pengendaliannya Di Kelompok Tani Sari Mulyo Desa Sukasari Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Jurnal Agrica Ekstensia 6(1):19-27.

Karim H, Suryani AI, Yusuf Y, Fatah NAK. 2019. Pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) terhadap pemberian pupuk organik cair limbah pisang kapok. Indonesian Journal of Fundamental Science (IJFS) 5 (1): 89–101.

Khalifah U, Amin N, Junaid M. 2021. In vitro test for inhibition of betel (Piper betle L.) and tembelekan (Lantana camara) extracts to anthracnose disease (Colletotrichum acutatum) in cayenne chili (Capsicum frutescens) IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 807:1-5.

Kumar A., Kudachikar VB. 2018. Antifungal properties of essential oils against anthracnose disease: a critical appraisal. J Plant Dis Prot 125:133–144.

Maimunah, Azwana, Pandala C. 2019. The Effectiveness of Kenikir and Betel Leaves Extract as Bio Fungicide to the Causes of Anthracnose Disease (Colletotrichum Capsici) on Chili Plants (Capsicum annum L.) with In vitro. Budapest International Research in Exact Sciences 1(2):29-36.

Paradisa YB, Wahyuni, Mulyaningsih ES. 2020. Evaluasi Pestisida Nabati dengan Ekstrak Mimba (Azadirachta sp.) untuk Pengendalian Pertumbuhan Antraknosa pada Buah Cabai. Jurnal Fitopatologi Indonesia 16(3): 112-122.

Prasetyorini, Utami NF, Sukarya AS. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Dan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat (Staphylococcus epidermidis). Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi 9(2): 123-130.

Rani SEP, Efri, Prasetyo J. 2013. Pengaruh Berbagai Tingkat Fraksi Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) Terhadap Pertumbuhan Colletotrichum Capsici Penyebab Penyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annum L) Secara In Vitro. J. Agrotek Tropika 1(1): 92-97

Ridzuan R, Rafii MY, Ismail SI, Yusoff MM, Miah G, Usman M. 2018. Breeding for Anthracnose Disease Resistance in Chili: Progress and Prospects. International Journal of Molecular Sciences 19: 1-21.

Singkoh MFO, Katili DY. 2019. Bahaya pestisida sintetik (sosialisasi dan pelatihan bagi wanita kaum ibu desa koka kecamatan tombulu kabupaten minahasa). Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia 1(1): 5-12.

Sopialena, Mirza MA, Soraya R. 2020. Influence of biopesticides on growth (Colletotrichum capsici Sydow) Causes Antraknosa In Cayenne Pepper (Capsicum frutescens L.). Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab 2(2): 105-110.

Tatengkeng MA, Setiasih IS, Sumanti DM. 2019. Kadar vitamin C cabai rawit (Capsicum frutescens L.) hasil ozonasi selama penyimpanan suhu ruang. Pasundan Food Technology Journal 6(2): 102–104.

Tumonglo SI, Purwanto B, Mual CD. 2017. Evaluasi penyuluhan pemanfaatan dan sirih sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan hama ulat tritip (Plutella xylostella) pada tanaman sawi di kampong wamesa distrik manokwari selatan kabupaten manokwari. Jurnal Triton 8(2): 46–57.




DOI: https://doi.org/10.31315/agrivet.v28i2.8253

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.31315/agrivet.v28i2.8253.g4985

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Indexed by: