GEOLOGI DAN KUALITAS BATUBARA SEAM A2 FORMASI MUARAENIM BERDASARKAN DATA LOG DAERAH MUARAENIM, SUMATERA SELATAN
Abstract
Formasi Muaraenim merupakan formasi pembawa batubara. Pada daerah penelitian Formasi Muaraenim terdapat 2 satuan batuan yaitu satuan batupasir dibagian atas dan satuan batulempung dibagian bawahnya. Stratigrafi daerah penelitian yang mengacu pada Shell Mijnbow (1978) termasuk kedalam anggota M2 Formasi Muaraenim. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran batubara Seam Mangus yang terdiri dari seam A1 dan seam A2, batubara Seam Suban yang terdiri dari seam B1 dan seam B2, Seam Petai yang terdiri dari seam C serta ditemukan adanya Seam Suban Marker diantara seam B1 dan seam A2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa log gamma ray dan log density untuk interpretasi litologi. Berdasarkan dari hasil analisis log dijumpai litologi yaitu, batulempung, batulanau, batupasir dan batubara. lingkungan pengendapan daerah penelitian adalah transitional lower delta plain. Peringkat batubara seam A2 daerah penelitian adalah high volatile C bituminous. Peringkat Batubara didaerah penelitian dipengaruhi oleh kondisi geologi yaitu lipatan akibat pengaruh tektonik yang menghasilkan tekanan dan panas sehingga mengubah komposisi dan sifat pada batubara. Hubungan antara calorific value dan parameter analisa proksimat dibagian tenggara ditulis dalam formula himpunan adalah CV TM, A, VM, FC yang berarti hubungannya normal. Sebararan lateral kualitas batubara yaitu nilai cv tertinggi berada di area barat laut dan tenggara (6600 kcal/kg), nilai total moisture tertinggi berada di area tengah (24,5%), nilai ash tertinggi di area tenggara (4,4%), nilai volatile matter tetinggi di area barat laut (44,8%) dan nilai FC tertinggi di area tenggara (47,7%).
Kata Kunci : batubara, Muaraenim, log gamma ray, log density
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Ahmad, Z., Mandala, T. A., Karyanto, K., & Sandri, E. (2019, October). IDENTIFIKASI FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA DI AIR LAYA UTARA, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN. In Seminar Nasional Inovasi Teknologi dan Aplikasi (Senitia 2019).
Fakultas Teknik, Universitas Benkulu.
Amijaya, H., Schwarzbauer, J., & Littke, R. (2006). Organic geochemistry of the Lower Suban coal seam, South Sumatra Basin, Indonesia: palaeoecological and thermal metamorphism implications. Organic Geochemistry, 37(3), 261-279.
Argakoesoemah, R. M. I., & Kamal, A. (2004). Ancient Talang Akar deepwater sediments in South Sumatra basin: a new exploration play
Ao, W., Huang, W., Tang, X., & Chen, P. (2011). Coal quality characteristics and distribution regularity in depth of Wangfenggang minefield, Huainan mining area. Procedia Earth and Planetary Science, 3, 123-130.
Bayu, A. (2015). Geologi Dan Geometri Batubara Seam A, Seam B, Dan Seam C, Daerah Keay Dan Sekitarnya, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA, 2(1).
Ćmiel, S. R. (2002). Selected parameters of coal quality in fault zones of the Upper Silesian Coal Basin (Poland). Polish Geological Institute Special Papers, 7, 51-62.
Elliott, T. (1974). Interdistributary bay sequences and their genesis. Sedimentology, 21(4), 611-622.
Glad, A. C., Willumsen, M. E., Boldreel, L. O., & Clemmensen, L. B. (2018). Meandering river deposits in sediment cores, the Middle Jurassic Alma Field, Southern Danish Central Graben. Bulletin of the
Geological Society of Denmark, 66, 189-209.
Hasibuan, A. R., Juniarto, R., Gani, R. M. G., Muslim, D., & Satrio, M. D. (2020). PEMODELAN GEOLOGI DAN ESTIMASI SUMBER DAYA BATUBARA DI PIT “HMG”, TAMBANG BATUBARA BANKO BARAT, SUMATRA SELATAN. Buletin Sumber Daya Geologi, 15(3), 170-182.
Horne, J. C., Ferm, J. C., Caruccio, F. T., & Baganz, B. P. (1978). Depositional models in coal exploration and mine planning in Appalachian region. AAPG bulletin, 62(12), 2379-2411.
Hubbard, S. M., Smith, D. G., Nielsen, H., Leckie, D. A., Fustic, M., Spencer, R. J., & Bloom, L. (2011). Seismic geomorphology and sedimentology of a tidally influenced river deposit, Lower Cretaceous
Athabasca oil sands, Alberta, Canada. AAPG bulletin, 95(7), 1123-1145.
Listyani, T. L. R. (2019). Criticise of Van Zuidam Classification: A Purpose of Landform Unit. ReTII, 332-337.
Nalendra, S., & Nasution, F. P. (2017). Characterization of Coal Quality Based On Ash Content From M2 CoalSeam Group, Muaraenim Formation, South Sumatra Basin. Journal of Geoscience, Engineering,
Environment, and Technology, 2(3), 203-209.
Nelson, W. J. (1981). Faults and their effect on coal mining in Illinois. Circular no. 523.
PT. Geoservice, Ltd. Geologi Batubara. Tidak dipublikasikan Pulunggono, A. (1992). Pre-Tertiary and Tertiary faults system as framework of the South Sumatra Basins: A Study of SAR (Synthetic Aperture Radar) maps. 21th Annual Indo. Petrol. Conv. Proc., 1339-360.
SANTOSO, B., & DAULAY, B. (2006). Coalification trend in South Sumatera Basin. Indonesian Mining Journal, 9(3), 9-21.
Santoso, B. (2015). Petrologi BatuBara Sumatra dan Kalimantan: Jenis, Peringkat, dan Aplikasi.
Schweinfurth, S. P. (2009). An introduction to coal quality. The National Coal Resource Assessment Overview: US Geological Survey Professional Paper.
Setiawan, A., & Nasrudin, D. (2019). Pemodelan Geologi Endapan Batubara di Daerah Desa Bentayan, Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Thomas, L. J., & Thomas, L. P. (2002). Coal geology. John Wiley & Sons.
Walker G.R., and James N.P., (1992). Facies Models “Response to sea level change”. Canada. Geologycal Assosiation of Canada. ISBN 0-91 921 6-49-8.
DOI: https://doi.org/10.31315/jigp.v9i1.9544
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.31315/jigp.v9i1.9544.g5338
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA