KENDALI STRUKTUR GEOLOGI DAN IMPLIKASI BREKSI DIATREMA TERHADAP PEMBENTUKAN SISTEM ENDAPAN EPITERMAL-PORFIRI DAERAH KARANGGEDE DAN SEKITARNYA, KABUPATEN WONOGIRI DAN PACITAN PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR
Abstract
Daerah penelitian secara administratif berada pada perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tepatnya pada koordinat x: 511500--517750 dan y: 9107150—9111250 (UTM zona 49S). Daerah penelitian mencakup tiga kecamatan, yakni
Kecamatan Karangtengah, termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dan dua Kecamatan lain meliputi Kecamatan Arjosari dan Kecamatan Punung termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa
Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi, struktur geologi, dan implikasi breksi diatrema terhadap alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian dengan analisis laboratorium meliputi analisis petrografis, analisis
mineragrafi, analisis stereografis, dan analisis XRD. Pola pengaliran daerah penelitian terdiri atas 3 pola pengaliran dasar meliputi pola pengaliran radial, rectangular, paralel dan 3 pola pengaliran ubahan meliputi pola pengaliran subparalel, subdendritik, dan fault trellis. Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas 4 satuan bentuk asal meliputi bentuk asal vulkanik, struktural, fluvial, dan antropogenik yang terbagi menjadi 7 satuan bentuk lahan, yakni bentuk lahan bukit lava, perbukitan sisa vulkanik, lereng homoklin, perbukitan struktural, lembah struktural, tubuh sungai, dan bendungan. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda tersusun oleh satuan breksi-tuf Arjosari (Oligosen Akhir-Miosen Awal), satuan breksi-lava basalt Mandalika (Oligosen Akhir-Miosen Awal), Intrusi Dasit (Miosen Awal), satuan breksi diatrema Karangtengah (Miosen Tengah), dan satuan breksi hidrotermal Karangtengah (Miosen Tengah). Struktur geologi daerah
penelitian terdiri atas, kekar, sesar mendatar dan sesar naik. Hasil analisis kekar gerus mendapatkan 2 pola tegasan purba yaitu berarah baratlaut-tenggara dengan 2o, N142oE sebagai pola tegasan purba pertama dan utara timurlaut-selatan baratdaya 6o, N26oE sebagai pola tegasan purba kedua. Tegasan tersebut menghasilkan 21 sesar di daerah penelitian. Sesar berarah baratlaut-tenggara dan berarah timurlaut-baratdaya mengontrol dalam pembentukan jog dilatational.
Terdapat 2 jenis urat yang berkembang, yakni extension vein dan oblique extension--fault vein. Alterasi daerah penelitian terbagi menjadi 6 zona tipe alterasi, yakni zona alterasi argilik lanjut, zona alterasi argilik intermediet, zona alterasi argilik, zona alterasi propilitik dalam, zona alterasi propilitik luar, dan zona alterasi silisik (sistem urat). Tipe alterasi yang berkembang mencirikan identitas keterdapatan endapan epitermal sulfidasi tinggi-rendah, dan terdapatnya indikasi
keberadaan spekularit sebagai salah satu penciri fluida hidrotermal produk magma oxidized yang hadir meng-overprint mineralisasi logam dasar yang diindikasikan berhubungan dengan sistem porfiri. Mineralisasi daerah penelitian meliputi
Cu, Au, As, Pb, Zn, Mn, dan Fe. Persebaran alterasi dan mineralisasi daerah penelitian dikendalikan oleh 2 faktor pengontrol. Faktor pertama yaitu struktur geologi berupa sesar dan kekar dengan jenis struktur berupa jog dilatational,
extension vein, dan oblique extension-fault vein. Sedangkan faktor kedua yaitu kontrol mekanisme eruptif produk pembentukan breksi diatrema yang telah menyebabkan pendangkalan dari sebuah sistem magmatisme-hidrotermal
sehingga dapat mempertemukan beberapa fitur mineralisasi dalam bentuk breksi hidrotermal. Kehadiran spekularit dalam bentuk nodul, veinlet, dan bongkah mengindikasikan adanya keterdapatan peran dari mekanisme eruptif dalam proses
pembentukannya.
Kata Kunci: alterasi, breksi diatrema, breksi hidrotermal, jog dilatational, mineralisasi, struktur geologi
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anonim, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Jakarta: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). 34 hal.
Arribas, A., 1995, Characteristics of High-Sulfidation Epithermal Deposits, and Their Relation to Magmatic Fluid, Mineralogical Association Of Canada Short Course, 23, pp.419-454.
Berger, B.R., Ayuso, R.A., Wynn, J.C. and Seal, R.R., 2008, Preliminary Model of Porphyry Copper Deposits, US Geological Survey Open-File Report, 1321, p.55.
Chávez, W., 2000, Supergene Oxidation of Copper Deposits: Zoning And Distribution of Copper Oxide Minerals, SEG Newsletter, Society of Economic Geologists, 41, pp.10-21.
Carlile, J. and Mitchell, A., 1994, Magmatic Arcs and Associated Gold and Copper Mineralization in Indonesia, Journal of Geochemical Exploration, 50(1-3), pp.91-142.
Corbett, G., and Leach, T., 1997, Southwest Pacific Rim Gold-Copper Systems : Structure, Alteration, and Mineralization, Australia.
Davies, A.G., Cooke, D.R., Gemmell, J.B., van Leeuwen, T., Cesare, P. and Hartshorn, G., 2008, Hydrothermal Breccias and Veins at The Kelian Gold Mine, Kalimantan, Indonesia: Genesis of a Large Epithermal Gold Deposit, Economic Geology, 103(4), pp.717-757.
Fossen, H., 2016, Structural Geology, Cambridge University Press.
Hofstra, H.D., Goldfarb R.J., Reed. M.H. 2014., Treatise on Geochemistry, Second Edition, 13, 383-424, Oxford: Elsevier.
Hedenquist, J.W., Arribas, A., and Gonzalez-Urien, E., 2000, Exploration for Epithermal Gold Deposits. Reviews in Economic Geology, 13(2), pp.45-77.
Abdullah, C.I, Magetsari, A., dan Purwanto, H., 2003, Analisis Dinamik Tegasan Purba pada Satuan Batuan Paleogen – Neogen di Daerah Pacitan dan Sekitarnya, Provinsi Jawa Timur Ditinjau dari Studi Sesar Minor dan Kekar Tektonik. ITB Journal of Sciences, 35(2), pp.111-127.
John, D.A., 2010, Porphyry Copper Deposit Model, Virginia: US. Geological Survey Lingrend, W. 1933. Mineral Deposit. USA : McGraw-Hill Book Company. Inc.
Maryono, A., Harrison, R., Cooke, D., Rompo, I. and Hoschke, T., 2018, Tectonics and Geology of Porphyry Cu- Au Deposits Along the Eastern Sunda Magmatic Arc, Indonesia. Economic Geology, 113(1), pp.7-38.
Maryono, A., Setijadji, L.D., Arif, J., Harrison, R. and Soeriaatmadja, E., 2012, Gold, Silver and Copper Metallogeny of the Eastern Sunda Magmatic Arc Indonesia. In Proceeding of Banda and Eastern Sunda Arcs 2012 MGEI Annual Convention (pp. 26-27).
Morrison, G., Guoyi, D., & Jaireth, S., 1995, Textural Zoning in Epithermal Quartz Vein, Townsville: Klondike Exploration Services.
Pirajno F., 1992, Hydrothermal Mineral Deposits, Principles and Fundamental Concepts for the Exploration Geologist, Springer-Verlag Berlin, Heidelberg. New York. London, Paris.
Prasetyadi, C., Sudarno, Indranadi, V.B., dan Surono, 2007, Pola dan Genesa Struktur Geologi Pegunungan Selatan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Sumber Daya Geologi, vol. 21, no. 2, hal. 91 – 107.
Prasetyadi, C., 2007, Evolusi Tektonik Paleogen Jawa Bagian Timur, Disertasi Doktor, Teknik Geologi ITB, tidak dipublikasikan.
Prasetya, I., Muchsin, N., Sapiie, B., Ryacudu, R., Asikin, S., Kunto, T., Harsolumakso, A.H., Astono, P. and Yulianto, I., 2003, The Collision of East Java Microplate and Its Implication for Hydrocarbon Occurrences in The East Java Basin. IPA03–G085.
Reyes, A. G., 2000, Petrology and Mineral Alteration in Hydrothermal Systems: From Diagenesis to Volcanic Catasthropes, Reykjavik: United Nations University.
Richards, J.P., 2009. Postsubduction Porphyry Cu-Au and Epithermal Au Deposits: Products of Remelting of SubductionModified Lithosphere, Geology, 37(3), pp.247-250.
Richards, J.P., 2011, Magmatic to Hydrothermal Metal Fluxes in Convergent and Collided Margins, Ore Geology Reviews, 40(1), pp.1-26.
Richards, J., 2014, Porphyry and Related Deposits in Subduction and Post-Subduction Settings, Acta Geologica Sinica - English Edition, 88(s2), pp.535-537.
Richards, J., 2016, Clues to Hidden Copper Deposits, Nature Geoscience, 9(3), pp.195-196.
Richards, J., 2018, A Shake-Up in the Porphyry, World Economic Geology, 113(6), pp.1225-1233.
Rickard, M.J., 1972, Fault Classification: Discussion, Geological Society of America Bulletin, 83(8), pp.2545-2546.
Taylor, R., 2011, Gossans and Leached Cappings: Field Assessment, Springer Science & Business Media.
Sillitoe, R.H. and Hedenquist, J.W., 2003, Linkages Between Volcanotectonic Settings, Ore-Fluid Compositions, and Epithermal Precious Metal Deposits, Special Publication-Society of Economic Geologists, 10, pp.315-343.
Salahuddin, H., 2015, Rekonstruksi Tektonik Mikrokontinen Pegunungan Selatan Jawa Timur: Sebuah Hipotesis Berdasarkan Analisis Kemagnetan Purba, In Proceeding, Seminar Nasional Kebumian Ke-8 Academia-Industry Linkage 15-16 Oktober 2015; Grha Sabha Pramana. Departemen Teknik Geologi.
Sun, W., Huang, R., Li, H., Hu, Y., Zhang, C., Sun, S., Zhang, L., Ding, X., Li, C., Zartman, R. and Ling, M., 2015, Porphyry Deposits and Oxidized Magmas, Ore Geology Reviews, 65, pp.97-131.
Sutopo, B., 2005, Geological and Geochemical Appraisals of Leached Capping above Andean Porphyry Deposits, Centre of Excellence in Ore Deposits-University of Tasmania, Australia. Taylor.
Tămaș, C.G. and Milési, J.P., 2002, Hydrovolcanic Breccia Pipe Structures-General Features and Genetic Criteria Phreatomagmatic Breccias, Studia UBB Geologia, 47(1), pp.127-147.
Thenepalli, T., Chilakala, R., Habte, L., Tuan, L. Q., & Kim, C. S., 2019, A Brief Note on The Heap Leaching Technologies for The Recovery of Valuable Metals. Sustainability, 11(12), 3347.
White, N.C. and Hedenquist, J.W., 1995, Epithermal Gold Deposits. Styles, Characteristics and Exploration, SEG Newsletter, 27, pp.1-13.
Wang, L., Qin, K.Z., Song, G.X. and Li, G.M., 2019, A Review of Intermediate Sulfidation Epithermal Deposits and Subclassification, Ore Geology Reviews, 107, pp.434-456.
van Bemmelen, R.V., 1949, The Geology of Indonesia. Vol. IA: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, US Government Printing Office.
Verstappen, H.T., 1985, Applied Geomorphological Survey and Natural Hazard Zoning, Enschede: ITC.
DOI: https://doi.org/10.31315/jigp.v8i2.9647
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.31315/jigp.v8i2.9647.g5364
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA