REGIONALISME DALAM REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP (RCEP): SEBUAH PERSPEKTIF

Muwalliha Syahdani

Abstract


Tulisan ini akan berfokus pada kajian teoritik regionalisme dalam melihat perkembangan RCEP sebagai mega trade deal. Pemaparan akan dilakukan dengan membedah konsep regionalisme yang dibawakan oleh Louise Fawcett sebagai seorang pemikir Hubungan Internasional asal Inggris. Fawcett membagi jenis regionalisme ke dalam Old Regionalism dan New Regionalism. Pengklasifikasian ini tidak lepas dari masa Perang Dingin di tahun 1980-an yang menjadi awal kebangkitan ASEAN sebagai point of reference dalam perkembangan regionalisme. Sebagai sebuah konsolidasi, RCEP menjadi satu bagian penting dalam kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Mega trade deal seperti ini menghubungkan kelima perjanjian dagang yang sudah dibuat sebelumnya antara ASEAN dengan lima negara mitra. Total ada 15 negara yang menandatangani perjanjian RCEP yaitu 10 negara ASEAN ditambah 5 negara mitra lain seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru (ASEAN +5).

This article will focus on the theoretical study of regionalism in seeing the development of RCEP as a mega trade deal. The discussion will be carried out by dissecting the concept of regionalism brought up by Louise Fawcett as a thinker of International Relations from England. Fawcett divides the types of Regionalism into Old Regionalism and New Regionalism. This classification cannot be separated from the Cold War era in the 1980s which marked the beginning of the rise of the ASEAN as a reference point in the development of regionalism. As a matter of fact, RCEP is an important sphere in Indonesia's chairmanship in ASEAN. A major trade agreement like this connects the five trade agreements that have been made previously between ASEAN and the five partner countries. A total of 15 countries have signed the RCEP agreement, namely 10 ASEAN countries plus 5 other partners such as China, Japan, South Korea, Australia and New Zealand (ASEAN +5).


Full Text:

PDF

References


"China has taken a lead". (2021, March 22). China takes lead in ratifying RCEP deal. Diakses melalui CGTN https://news.cgtn.com/news/2021-03-22/China-ratifies-RCEP-deal-YPY8ZHmKsw/index.html pada 14 Februari 2021

Al Banna Choiruzzad., Shofwan. (2017). Asean As ‘Compartmentalized Regionalism’: A Preliminary Discussion. Jurnal Politik Internasional, 19(1). 44-57. https://doi.org/10.7454/global.v19i1.136

A. Cumbers. (2018, December 2). Regional Integration. Diakses melalui ScienceDirect:

https://www.sciencedirect.com/topics/earth-and-planetary-sciences/free-trade-area pada 15 Februari 2021

Arbar, T. F. (2020, November 16). Mengenal Perjanjian Dagang RCEP yang Katanya Untungkan China. Diakses melalui CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20201116073751-4-201987/mengenal-perjanjian-dagang-rcep-yang-katanya-untungkan-china pada 14 Februari 2021

Development, D. G. (2011, December 18). Indonesia in FTA. Diakses melalui Direktorat Jendral Perdagangan Republik Indonesia: https://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/53-indonesia-in-fta pada 15 Februari 2021

Dicken, P. (2007). Global Shift: Mapping the Changing Contours of the World Economy. London: SAGE Publishing

Fawcett, L. (2008). Regionalism in World Politics Past and Present. Baden-Baden, Jerman: Nomos Verlagsgesellschaft.

Fawcett, L., & Hurrell, A. (1995). Regionalism in World Politics: Regional Organization and International Order. New York: Oxford University Press.

Gultom, D. (2021, March 21). Perjanjian RCEP: Peluangnya bagi Indonesia & Langkah Pemanfaatannya Sebuah Perspektif Internal. Diakses melalui Center for Indonesia Policy Studies: https://id.cips-indonesia.org/post/ringkasan-kebijakan-perjanjian-rcep-peluangnya-bagi-indonesia-langka pada 15 Februari 2021

Herindrasti, V. S. (2010). ASEAN Role and Regionalism in Southeast Asia. Sociae Polites: Majalah Ilmiah Sosial Politik, 11(31). 1-20. https://doi.org/10.33541/sp.v11i31.675.

Hermawan, Y. P. (2012). Interregionalisme dan Tantangan Pembentukan Komunitas ASEAN. Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan.

Hidayat, K. (2020, November 16). Sudah diteken 15 negara, apa itu RCEP? Seberapa besar pengaruh RCEP?. Diakses melalui Kontan.co.id: https://amp.kontan.co.id/news/sudah-diteken-15-negara-apa-itu-rcep-seberapa-besar-pengaruh-rcep pada 22 Februari 2021

Hong, Yu. (2020, December 29). RCEP, The benefits, the regret and the limitations. Diakses melalui ThinkChina: https://www.thinkchina.sg/rcep-benefits-regret-and-limitations pada 1 Maret 2021

Hsieh, P. L. (2017). The RCEP, New Asian Regionalism and the Global South. IILJ Working Paper. New York: New York University School of Law.

Humas Kemenko Polhukam RI . (2016, Februari 18). Indonesia Sebagai Ketua ASEAN. Diakses melalui Kementrian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: https://polkam.go.id/indonesia-sebagai-ketua-asean/ pada 22 Februari 2021

Inayati, R. S. (2011, Februari 11). Menuju Masyarakat ASEAN: Peran Indonesia dalam Kepemimpinan ASEAN 2011. Diakses melalui Pusat Penelitian Politik - The Center for Political Studies: http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-internasional/406-menuju-masyarakat-asean-peran-indonesia-dalam-kepemimpinan-asean-2011 pada 1 Maret 2021

Ministry of Foreign Affairs (MoFA). (2012, March 26). Achievement of Indonesia's Chairmanship in ASEAN in 2011. Diakses melalui Ministry of Foreign Affairs (MoFA) of the Republic of Indonesia: https://kemlu.go.id/portal/en/read/120/halaman_list_lainnya/achievement-of-indonesias-chairmanship-in-asean-in-2011 pada 2 Maret 2021

Nailufar., N. N. (2020, April 17). ASEAN Free Trade Area (AFTA): Sejarah, Tujuan, dan Dampaknya. Diakses memalui Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/17/060000369/asean-free-trade-area-afta-sejarah-tujuan-dan-dampaknya pada 15 Maret 2021

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Zajontz, A. T. (2013). Regionalism in theory and practice: The transformative potential of civil society in Southern Africa . Stellenbosch, South Africa: Stellenbosch University




DOI: https://doi.org/10.31315/jpw.v1i1.4807

DOI (PDF): https://doi.org/10.31315/jpw.v1i1.4807.g3495

Refbacks

  • There are currently no refbacks.