ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN BEKAS GALIAN TANAH UNTUK INDUSTRI BATU BATA DI DESA POTORONO BANGUNTAPAN BANTUL

Nisa Nurhidayati Effendi, R Agus Widodo, Miseri Roeslan Afany

Abstract


Penambangan tanah untuk industri batu bata menyebabkan hilangnya lapisan tanah bagian atas (topsoil), dan meninggalkan lapisan tanah bawah (subsoil) yang kurang subur dan berpotensi merusak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan lingkungan dan sifat kimia tanah akibat aktivitas penambangan tanah untuk industri batu bata, dan memberikan saran perbaikan lingkungan yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan penentuan titik sampel secara purposif dengan jumlah 12 titik sampel. Analisis tingkat kerusakan merujuk pada Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 63 Tahun 2003 tentang Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C di Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Desa Potorono Kapanewon Banguntapan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Parameter penelitian yang digunakan meliputi batas kedalaman galian, batas penggalian, kemiringan dasar galian, tinggi dinding galian, tekstur tanah, tutupan vegetasi, dan produktivitas serta analisis sifat kimia tanah berupa pH, kandungan C-Organik, N total, P tersedia, dan K tersedia. Hasil penelitian menunjukan tingkat kerusakan lingkungan lahan bekas industri batu bata di Desa Potorono yaitu, titik sampel XIII dan XII dengan tingkat kerusakan rendah, titik sampel II, III, IV, V, VI, VII, IX, X, dan XI dengan tingkat kerusakan sedang, dan titik sampel I dengan tingkat kerusakan tinggi. Hasil analisis sifat kimia menunjukkan bahwa aktivitas penambangan batu bata berdampak menurunkan kadar bahan organik tanah namun tidak menurunkan kandungan unsur hara N, P, K serta pH tanah. Saran perbaikan lahan pasca tambang batu bata di Desa Potorono Bantul adalah melakukan pemulihan lahan dan usulan peraturan pemerintah. Pemanfaatan lahan bekas tambang dapat dilakukan dengan revegetasi tanaman pangan, budidaya ikan, dan juga pembuatan fasilitas umum bagi warga setempat.

Keywords


batu bata , kerusakan lingkungan, sifat kimia tanah

Full Text:

PDF

References


Allo, M. K. 2016. Kondisi Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Pada Bekas Tambang Nikkel Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Trengguli Dan Mahoni. Jurnal Hutan Tropis Volume 4 No. 2. . Makassar : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar.

Badan Pusat Statistik Bantul. 2020. Banguntapan Dalam Angka. Yogyakarta : BPS Kabupanten Bantul.

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. 2016. Petunjuk Teknis Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Akibat Kegiatan Pertambangan.

Herlambang, Susila dan R. A. Widodo. 2011. Kajian Kesuburan Tanah dan Kerusakan Lingkungan Pada Lahan Bekas Penambangan Batu Bata di Desa Potorono Banguntapan Yogyakarta. Yogyakarta.

Herlambang, Susila dan AZ. P. B. Santosa. 2018. Sebaran Kadar C-Organik Pada Berbagai Kedalaman Setelah Penambangan Batu Bata Di Desa Potorono Banguntapan Yogyakarta. Yogyakarta.

Ika, 2019. Sawah di Bantul Rusak Akibat Tambang Batu Bata. https://ugm.ac.id/id/berita/17822-sawah-di-bantul-rusak-akibat-tambang-batu-bata. Diakses pada tanggal 03 Maret 2020 pukul 16.15 WIB.

Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Penilaian Data Sifat Analisis Kimia Tanah. Bogor : Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Saputra, R. 2018. Pengaruh Kedalaman Penggalian Solum Tanah Terhadap Beberapa Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Lahan Bekas Industri Batu Bata di Desa Sendang Tirto Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta.

Subowo. 2011. Panambangan Sistem Terbuka Ramah Lingkungan dan Upaya Reklamasi Pasca Tambang Untuk Memperbaiki Kualitas Sumberdaya Lahan dan Hayati Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan. 5 (2). 94 hal

Siswanto, B. 2018. “Sebaran Unsur Hara N, P, K Dan Ph Dalam Tanah”. Buana Sains Vol 18 No 2. Malang : Universitas Tribhuwana Tunggadewi.

Van Zuidam, R. A. 1985. Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis and Geomorphological Mapping. The Hague: Smith Publisher

Wibowo, Y. A. dan T. S. Santosa, 2017. Studi Pemetaan Industri Batu Bata di Kabupaten Bantul. CV. Monumental Engineering Consultant. Yogyakarta : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul.

Widjaya, S.S. 2010. Arah Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Mineral Non Logam di Kabupaten Tuban. J. Vol 13. No 3. Surabaya : Institut Teknologi Surabaya.




DOI: https://doi.org/10.31315/jta.v18i1.9473

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Article Metrics

Metrics Loading ...

Metrics powered by PLOS ALM


Jurnal Tanah dan Air ISSN 1411-5719 (print) , ISSN 2655-500X (online)

 

slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor