Evaluasi Tingkat Kekritisan Air Di Dusun Baturturu Dan Krinjing, Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, D.I.Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.31315/psb.v3i1.6256Abstrak
Perubahan iklim terjadi terus menerus mengakibatkan peningkatan suhu yang berdampak pada sumber daya air.
Dampak yang terjadi terhadap sumber daya air kekeringan, banjir, dan ketersediaan air berkurang. Kekeringan
merupakan kondisi ketersediaan air yang tidak dapat memenuhi kebutuhan air seperti di Dusun Baturturu dan
Dusun Krinjing, Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, D.I.Yogyakarta. Pengelolaan
kuantitas air bertujuan untuk menyediakan air secara transparan dan adil, dilaksanakan melalui perizinan alokasi
dan penggunaan air serta pengendalian distribusi air. Tujuan penelitian ini mengetahui kebutuhan air,
ketersediaan air, dan tingkat kekritisan air di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
metode survei dan pemetaan, teknik purposive sampling, analisis deskriptif, dan neraca air. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebutuhan air total sebesar 70.024.060,97 m3/tahun dan ketersediaan air sebesar
1.282.715.296 m3/tahun. Nilai tingkat kekritisan air nilai indeks kekritisan air bulan Desember, Januari, Februari,
Maret, dan April masuk kedalam kategori belum kritis dan kekritisan air bulan Mei, Juni, Juli, Agustus,
September, Oktober, dan November masuk kedalam kategori sangat kritis.
Kata Kunci: Kebutuhan Air, Ketersediaan Air, Neraca Air, Kekritisan Air
Referensi
Astuti, Anik Juli Dwi. 2007. Evaluasi Tingkat Kekritisan Air dan Kerusakan Lingkungan di Daerah
Aliran Sungai Serang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Tesis Magister Pengelolaan
Lingkungan Universitas Gadjah Mada.
Esterlita, Ivana., dan Suprayogi, Slamet. 2019. Kajian Indeks Kekritisan Air Secara Meterologis di
DAS Gandu, Kabupaten Jepara.
Estiningtyas, Woro., Kartiwa, Budi., Firda, Dariin. 2020. Analisis Tingkat Kekritisan Air Sebagai
Dasar Adaptasi Perubahan Iklim Untuk Keberlangsungan Usahatani Pangan : Studi Kasus di
Pulau Sulawesi. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Volume 23
Nomor 2 : 221 - 236.
Kementerian PUPR, 2017. Modul Hidrologi, Kebutuhan dan Ketersediaan Air. Modul 05 Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi.
Nugroho, J., Zid, M., Miarsyah, M. 2020.Potensi sumber air dan kearifan masyarakat dalam
menghadapi risiko kekeringan di wilayah karst (Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi
Yogyakarta). Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan 4(1) : 438 - 447.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Purnama, Setyawan., Trijuni, Sutanto., Hanafi, Fahrudin., Aulia, Taufik., dan Razali, Rahmad. 2012.
Analisis Neraca Air di DAS Kupang dan Sengkarang. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Press.
Rejekiningrum, Popi. 2010. Identifikasi Kekritisan Air Untuk Perencanaan Penggunaan Agar
Tercapai Ketahanan Air di DAS Bengawan Solo. Jurnal Balai Penelitian Agroklimat dan
Hidrologi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1:2015 Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam –
Bagian 1 : Sumber daya air.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.
Wesnawa, I Gede Astra., Christiawan, Putu Indra., Dewantara, I Putu Mas dan Wulan, Nyoman Ayu.
Desain Mitigasi Bencana Kekeringan di Desa Selat. Senadimas Undiksha : 217 - 222.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
a. Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
b. Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).