Kesesuaian Tingkat Kerentanan dengan Status Mutu Air Sungai akibat Pembuangan Limbah Cair Industri Tahu di Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
DOI:
https://doi.org/10.31315/psb.v3i1.6280Abstrak
Sebagian besar industri tahu di Indonesia masih merupakan industri kecil. Oleh karena itu, banyak industri tahu
membuang air limbah langsung ke perairan tanpa adanya pengolahan yang dilakukan sehingga menyebabkan
timbulnya pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian tingkat kerentanan
air permukaan akibat adanya aktivitas pembuangan limbah cair tahu dengan status mutu air permukaan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk keperluan irigasi pertanian. Metode penelitian yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah survei dan pemetaan, sedangkan metode analisis menggunakan matematis dan uji
laboratorium. Metode PCSM (Point Count System Model) digunakan untuk mengetahui tingkat kerentanan air
permukaan yang terdiri dari 3 parameter di antaranya, curah hujan, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan.
Hasil overlay kemudian dikorelasikan dengan hasil uji laboratorium yang telah dihitung indeks pencemaran (IP).
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan lokasi penelitian terbagi menjadi 2 kelas kerentanan air permukaan
yaitu kelas kerentanan cukup rentan seluas 17 Ha dan kerentanan sangat rentan seluas 9 Ha. Korelasi kesesuaian
kelas kerentanan dengan kualitas air permukaan menunjukkan 66,67% sesuai (nilai IP sebesar 1,1939 sampai
2,7162 berstatus tercemar ringan) dan 33,33% tidak sesuai (nilai IP 0,7444 berstatus tidak tercemar).
Kata kunci: Limbah Tahu, Kerentanan Air Permukaan, Pencemaran.
Referensi
Herlambang, A. (2002). Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu. Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Lingkungan (BPPT) dan Bapedal. Samarinda.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air.
Machiwal, D., Jha, Madan K., Singh, V.P., dan Mohan, C. (2018). Assessment and Mapping
of Goundwater Vulnerability do Pollution: Current Status and Challenges. Earth
Science. DOI:10.1016/j.earscirev.2018.08.009.
Nurkholis, A., Widyaningsih, Y., Rahma, A. D., Suci, A., Abdillah, A., Wangge, G.A., Widiastuti,
A. S., & Maretya, D. A. (2016). Analisis Kerentanan Air Permukaan DAS Sembung, Kabupaten
Sleman, DIY. DOI: http://doi.org/10.17605/OSF.IO/K54BE.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran.
Rahadi, B., Wirosoedarmo. R., & Harera, A. (2018). Sistem Anaerobik-Aerobik pada
Pengolahan Limbah Industri Tahu untuk Menurunkan Kadar BOD, COD, dan TSS.
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. DOI:
http://dx.doi.org/10.21776/ub.jsal.2018.005.01.3.
Subekti, S. (2011). Pengolahan Limbah Cair Tahu Menjadi Biogas sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Skripsi Sarjana (S1) Universitas Padjajaran Bandung.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
a. Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
b. Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).