PEMANFAATAN CITRA DIGITAL ELEVATION MODEL (DEM) UNTUK STUDI EVOLUSI GEOMORFOLOGI GUNUNG API MERAPI SEBELUM DAN SETELAH ERUPSI GUNUNG API MERAPI 2010

Yustian Ekky Rahanjani, Agung Setianto, Srijono Srijono

Abstract


Gunung api Merapi adalah satu dari gunungapi teraktif di dunia. Erupsi G.Merapi sepanjang 26 Oktober hingga 4 November 2010 menyebabkan banyak korban dan perubahan morfologi yang signifikan di sekitar tubuh gunung api. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai perubahan morfologi karena erupsi. Daerah penelitian berada di lereng selatan G.Merapi, khususnya pada bagian channel dan overbank Kali Gendol. Maksud dari penelitian evolusi geomorfologi G. Merapi ini adalah mengetahui perubahan geomorfologi yang terjadi akibat erupsi G. Merapi 2010 . sedangkan tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi geologi setelah erupsi G. Merapi 2010, perubahan pola kontur setelah erupsi G. Merapi 2010, dan perubahan pola penyaluran setelah erupsi G. Merapi 2010. Pada penelitian ini, kami menggunakan DEM pada tanggal 6 Oktober 2010 dan 9 November 2010 untuk membandingkan dan menganalisis kondisi sebelum dan setelah erupsi. Penelitian mengombinasikan hasil pengolahan data Digital Elevation Model (DEM) multitemporal, yaitu DEM sebelum erupsi dan DEM sesudah erupsi dan data lapangan berupa data litologi dan morfologi untuk menganalisis peta geomorfologi, mendeterminasi perubahan elevasi, peta pola penyaluran sebelum dan setelah erupsi, , dan peta kontur sebelum dan setelah erupsi. Setelah itu, dibuat analisis perubahan jarak kontur pada tiap satuan geomorfologi, analisis fluktuasi perubahan elevasi pada tiap satuan geomorfolgi, dan analisis perubahan azimuth aliran sungai pada tiap satuan geomorfologi. Berdasarkan hasil pengolahan DEM dan data lapangan, daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua satuan litologi yaitu Satuan Kubah Lava dan Satuan Piroklastik. Kemudian, daerah penelitian juga dapat dibagi menjadi 6 satuan geomorfologi pada DEM sesudah erupsi, yaitu Satuan Dataran, Satuan Perbukitan Bergelombang Lemah, Satuan Perbukitan Bergelombang Lemah-Kuat, Satuan Perbukitan Bergelombang Kuat, Satuan Perbukitan Berlereng Curam, dan Satuan Pegunungan Berlereng Sangat Curam. Dari hasil analisis pola kontur dan pola aliran sungai didapat bahwa arah displacement sesuai kontur menurun pada model tidak sepenuhnya sama dengan arah displacement material erupsi G. Merapi. Hal ini dikarenakan massa jenis yang tidak rata akibat transportasi material tersebut, faktor morfologi asal, dan rekayasa manusia (rumah-rumah penduduk yang menjadi barrier aliran piroklastik).


References


ESRI, 2008, Manual of ArcGIS, ESRI, USA

Goudie, Andrew, Anderson, Malcolm, Burt, Tim, Lewin, John, Keith, Richards, Whalley, Brian, Worsley, Peter, 1981, Geomorphological Techniques, George Allen & Unwin, London

Murniati, 2009, Interpretasi Kelurusan Jawa Tengan Menggunakan Data Digital Elevation Model (DEM), Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tidak dipublikasikan

Nasution, Ibrahim, 1999, Studi Hidrogeologi Kawasan Resapan Lereng Merapi Bagian Selatan untuk Konservasi, Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Utomo, Mulyono, Noviardi, Aditya, Sholahuddin, 2011, Letusan Merapi 2010 Sebuah Catatan Jurnalistik, Penerbit Harian Umum Solo Pos dan Harian Jogja

Van Bemmelen, R.W., 1970, The Geology of Indonesia IA, Martinis Nijhoff, The Hague

Van Zuidam, 1983, Guide to Geomorphologic Aerial Photographic Interpretation And Mapping, ITC, Enschede, The Netherlands

Williams, Howel, dan McBirney, Alexander, R., 1979, Volcanology, Freeman, Cooper and Co., San Fransisco


Refbacks

  • There are currently no refbacks.