MANAJEMEN PERUBAHAN, TANTANGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT

Edy Prayitno

Abstract


Kegagalan implementasi e-government tidak lepas dari kesalahan manusia, para pelaku e-government, dalam menyikapi perubahan sistem, dari sistem sebelumnya ke sistem e-government yang baru. Makalah ini mencoba menyampaikan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi resistensi yang muncul akibat ketidaksiapan para pelaku e-government terhadap perubahan sistem. Ini penting karena ketidaksiapan menerima perubahan sistem seringkali menjadi penyebab ditolaknya implementasi e-government. Tidak merasa memiliki sistem baru (e-government) karena tidak terlibat dalam perencanaan; anggapan bahwa penerapan e-government akan mengganggu kebiasaan-kebiasaan; dan pikiran-pikaran negatif lainnya bisa menjadi hambatan pelaksanaan e-government.

Dengan mengetahui penyebab atau alasan-alasan penolakan terhadap perubahan sistem e-government, maka bisa dilakukan upaya manajemen perubahan yang lebih baik, sehingga penerapan e-government bisa berhasil seperti yang diharapkan.

References


L. Coch dan J.R.P.French, Jr. , Overcoming Resistance to Change, 1948

Michael Hammer & James Champy, Reengineering the Corporation : A Manifesto for Business Revolution, 1994.

Randall s. schuler, susan e. jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Mmenghadapi Abad ke-21, Edisi Keenam, Jilid 1, , alih bahasa: Dwi Kartini Yahya, Erlangga, Jakarta, 1997, hal. 52-57

http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm. Dikunjungi 5 Mei 2008.

http://www.lao.ca.gov/2001/012401_egovernment.html. Dikunjungi 5 Mei 2008.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.