Konservasi Kawasan Geosite Berbasis Ketahanan Lingkungan dan Kelembagaan
DOI:
https://doi.org/10.31315/psb.v2i1.4446Abstrak
Keanekaragaman warisan geologi, hayati, dan keragaman budaya Kabupaten Kebumen menjadi dasar penetapan wilayah ini menjadi salah satu geopark nasional. Delineasi Kawasan Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong meliputi Kawasan Karangsambung, Kawasan Sempor, dan Kawasan Karst Gombong Selatan. Penelitian ini menggunakan metode observasi ketahanan lingkungan dan kelembagaan secara deskriptif kualitatif di sekitar kawasan geosite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan geosite yang berada bersebelahan dengan DAS Luk Ulo menunjukkan kerentanan lingkungan yang signifikan. Aktivitas penambangan berdampak sistemik terhadap konservasi geosite dan kerusakan ekosistem, terutama kelestarian sumberdaya air. Pembatasan aktivitas eksploitasi penambangan di sekitar kawasan geosite membutuhkan peran aktif kelembagaan, khususnya Pokdarwis. Kelembagaan yang kondusif perlu melakukan pengembangan geopark berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip konservasi, edukasi, dan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat secara berkelanjutan yang bersinergi dengan pihak-pihak terkait Penguatan konsep pengembangan kawasan geopark terhadap Pokdarwis dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi lingkungan dan edukasi perlindungan warisan geologi (geoheritage) menjadi mutlak diperlukan.
Kata Kunci : geopark, geosite, lingkungan, konservasi, kelembagaan.
Referensi
Anonim. 2018. Dossier GEOPARK Karangsambung Karangbolong. Pemerintah Kabupaten Kebumen. Provinsi Jawa Tengah. Tidak dipublikasikan.
Irma, W., Gunawan, T., Suratman., 2018, Pengaruh Konversi Lahan Gambut Terhadap Ketahanan Lingkungan di DAS Kampar Provinsi Riau Sumatera, Jurnal Ketahanan Nasional, Vol 24, No 2, h. 170 – 191.
Fauzi, A, 2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Komoo, Ibrahim. Asia Pacific Geoheritage and Geoparks Network (APGGN).
Lemhannas, 2000, Ketahanan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka.
Puswanto, E., Raharjo, P.D., Widiyanto, K., 2014, Identifikasi kerusakan Das Luk Ulo dan upaya pemberdayaan masyarakat (studi kasus : Karangsambung, Kabupaten Kebumen), Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Raharjo, P.D., 2010. Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk
Identifikasi Potensi Kekeringan. Makara, Teknologi, Vol 14, No 2, h. 97 – 105.
Setyadi, D. A., 2012. Studi Komparasi Pengelolaan Geopark di Dunia untuk Pengembangan Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, Vol. 8(4): 392 – 402.
Triastianti, R.D., Nasirudin, Sukirno, Warsiyah, 2017, Konservasi Sumber Daya Air dan Lingkungan Melalui Kearifan Lokal di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta, Jurnal Kawistara, Vol. 7, hal. 207-314.
Widiyanto, K., Puswanto, E., Raharjo, P.D., Winduhutomo, S., 2013, Dampak Aktivitas
Penambangan Pasir di Sungai Luk Ulo Terhadap Air Tanah Dangkal di Pesanggrahan
Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian
Puslit Geoteknologi-LIPI, 406, h. 307-336.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
a. Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
b. Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).