Identifikasi Dan Interpretasi Geologi Berdasarkan Citra Penginderaan Jauh Pada Daerah Panas Bumi Danau Ranau, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan
DOI:
https://doi.org/10.31315/psb.v2i1.4453Abstrak
Kemajuan teknologi saat ini mendukung kajian geologi yang lebih efektif dengan menggunakan teknik penginderaan jauh (remote sensing). Penelitian ini mengangkat tentang bagaimana kondisi geologi di daerah panas bumi Danau Ranau secara tentatif menggunakan teknik penginderaan jauh dengan citra Landsat ETM dan citra SRTM. Citra Landsat ETM dapat diolah untuk menampilkan kenampakan objek tertentu melalui manipulasi warna citra. Pengelolaan yang digunakan komposisi pewarnaan citra dengan kode 321 dan 457 yang menonjolkan kenampakan objek dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk memantulkan gelombang elektromagnetik pada panjang inframerah. Pada citra SRTM kenampakan relief sangat baik karena berasal dari pantulan gelombang radar yang bebas gangguan di atmosfer maupun gangguan penutup lahan. Pengolahan data citra SRTM menghasilkan DEM (digital elevation model) dalam bentuk kontur sehingga deliniasi relief bisa didasarkan dari pola garis kontur. Kondisi geologi daerah panas bumi Danau Ranau dan sekitarnya berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat ETM dan citra SRTM diketahui secara tentatif. Daerah penelitian tersusun oleh endapan Kuarter dan Formasi batuan yang berumur Tersier. Endapan Kuarter terdiri dari aluvium, endapan Gunungapi Kukusan, endapan Gunungapi Seminung dan endapan Gunungapi Pugung. Formasi batuan yang berumur Tersier terdiri dari Formasi Ranau, Formasi Bal dan Formasi Hulusimpang.
Kata Kunci: Teknik Penginderaan Jauh; Citra Landsat ETM; Citra SRTM; Geologi Daerah Panas Bumi Danau Ranau dan Formasi batuan
Referensi
DEMNAS, 2020, Seamless Digital Elevation Model (DEM) dan Batimetri Nasional, tersedia di : http://tides.big.go.id/DEMNAS/
Lillesand, T. M., & R. W. Kiefer., 1979, Remote Sensing and Image Interpretation. New York: John Wiley.
Schetselaar, E.M., Tiainen, M. & Woldai, T., 2008, Integrated Geological Interpretation of Remotely Sensed Data to Support Geological Mapping in Mozambique, Geological Survey of Finland Special Paper, 48, p. 35-63.
Sheriff, R.E., 2002, Encyclopedic Dictionary of Applied Geophysics, 4th Edition. Society of Exploration Geophysicists.
Simonett, D.S., 1983, The Development and Principles of Remote Sensing, In : Gastellu and Etcheorry, Remote Sensing with SPOT, An Assessment of SPOT Capability in Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Soetoto, 2011, Manfaat Citra Penginderaan Jauh dalam Penelitian Geologi, Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis Ke-49 Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sutanto, 1986, Penginderaan Jauh, Jilid 1 dan 2, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Taye, W., 2011, Lithological Boundary Detection Using Multi-Sensor Remote Sensing Imagery for Geological Interpretation, Thesis, Enschede: University of Twente.
Tim Penyiapan WKP Panas Bumi, 2007, Penyajian Evaluasi Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi Daerah Danau Ranau Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung Dan Kabupaten Ogan Komiring Ulu Provinsi Sumatera Selatan, Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid 1, Kementerian ESDM, 2017.
USGS. 2020. Landsat - Earth Observation Satellites. Fact Sheet 2015–3081, ver.
1, August 2020.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
a. Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
b. Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).