Analisis Alterasi Batuan Dan Hubungannya Dengan Manifestasi Mata Air Panas Parang Wedang Untuk Menentukan Prospek Panas bumi Daerah Parangtritis
DOI:
https://doi.org/10.31315/psb.v4i1.8906Abstrak
Panas bumi merupakan salah satu sumber energi yang terbarukan dan masih belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Alterasi merupakan salah satu penciri adanya aktivitas panas di bawah permukaan bumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi panas bumi di daerah Parangtritis berdasarkan kehadiran alterasi batuan yang berkaitan dengan sistem panas bumi, serta hubungannya dengan manifestasi mata air panas Parang Wedang. Dalam penelitian ini digunakan analisis data sekunder mengacu pada penelitian sebelumnya dan analisis data primer dengan melakukan analisis mineralogi serta petrologi pada batuan alterasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan mineral epidot, klorit dan serisit, montmorillonit, kalsit dan hematit pada batuan lava andesitik. Mineral tersebut mencirikan bahwa daerah penelitian termasuk ke dalam zona alterasi hidrotermal tipe Propilitik yang terbentuk pada temperatur 200o-300oC dan tipe Argilik yang terbentuk pada temperatur 100o – 300oC. Alterasi Argilik tersebut dapat diinterpretasikan sebagai lithocap pada sistem panas bumi. Selain itu, suhu manifestasi air panas di reservoir sekitar 115oC berdasarkan penarikan suhu pada mineral yang ada di permukaan. Daerah penelitian memiliki potensi panas bumi, tetapi bukan sebagai pembangkit listrik melainkan sebagai lokasi wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan memperkaya literatur yang membahas tentang potensi panas bumi di Parangtritis, khususnya di Parang Wedang.
Kata Kunci: Alterasi; Mineralogi; Panas Bumi; Parang Wedang; Petrologi
Referensi
Browne, P. R. L. (1978). Hydrothermal Alteration Hydrothermal alteration in active geothermal fields. Annual review of earth and planetary sciences, 6 (1), 229-248.
Corbett, G. J., & Leach, T. M. (1998). Southwest Pacific Rim gold-copper systems: structure, alteration, and mineralization (No. 6). Littleton, Colorado: Society of Economic Geologists.
Djouka-Fonkwé, M. L., Kyser, K., Clark, A. H., Urqueta, E., Oates, C. J., & Ihlenfeld, C. (2012). Recognizing propylitic alteration associated with porphyry Cu-Mo deposits in lower greenschist facies metamorphic terrain of the Collahuasi district, northern Chile—implications of petrographic and carbon isotope relationships. Economic Geology, 107(7), 1457-1478.
Fonkwe, MLD. et al. 2012.” Recognizing Propylitic Alteration Associated with Porphyry Cu-Mo Deposits in Lower Greenschist Facies Metamorphic Terrain of the Collahuasi District, Northern Chile—Implications of Petrographic and Carbon Isotope Relationships,” Society of Economic Geologists, Inc.Economic Geology, Vol. 107, pp. 1457–1478, Februari 2012.
Hughes, C. J. (2013). Igneous petrology. Elsevier.
Idral, Alanda, et al., “Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokimia Dan Geofisika Daerah Panas Bumi Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta,” Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003, No. 35, pp 35-1 – 35- 10, 2003.
Lagat, J. (2009). Hydrothermal alteration mineralogy in geothermal fields with case examples from Olkaria domes geothermal field, Kenya. Dipresentasikan dalam Short Course IV on Exploration for Geothermal Resources.
Qodri, R. R., & Putra, A. (2018). Studi Alterasi Hidrotermal Dan Mineralisasi Batuan Di Sekitar Mata Air Panas Garara Bukit Kili, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Jurnal Fisika Unand, 7(3), 246-252.
Rahmadani, V. B., Bahar, H., Yuwanto, S. H., & Utamakno, L. (2021, August). Studi Alterasi Dan Mineralisasi Daerah Keloran Dan Sekitarnya, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. In Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan (Vol. 3, No. 1, pp. 482-486).
Suhascaryo, KRT., Hadi Purnomo, Jatmika Setiawan. ”Geothermal hot water potential at Parang Wedang, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta as main support of Geotourism,” MATEC Web of Conferences, Vol 101. No. 04019, pp 1 – 5, 2017
Tae, Yasinthius D. et al., ”Identifikasi Potensi Geothermal Non-Vulkanik Dengan Perpaduan Data Remote Sensing (Gis) Dan Pemetaan Geologi Di Parang Wedang, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah,” Proceeding, Seminar Nasional Kebumian Ke-11, Perspektif Ilmu Kebumian Dalam Kajian Bencana Geologi Di Indonesia, pp. 1065-1074, September 2018.
Van Bemmelen, R. W. (1949). General Geology of Indonesia and adjacent archipelagoes. The geology of Indonesia.
Yang, K., Browne, P. R. L., Huntington, J. F., & Walshe, J. L. (2001). Characterizing the hydrothermal alteration of the Broadlands–Ohaaki geothermal system, New Zealand, using short-wave infrared spectroscopy. Journal of Volcanology and Geothermal Research, 106(1-2), 53-65.
Yudiantoro, D. F., Choiriah, S. U., Paramita Haty, I., & Ardian, M. I. N. (2016). Karakteristik dan Potensi Sistem Panas Bumi Berdasarkan Analisa Geokimia Air Daerah Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Geologi, Hal 77-82.
Yudiantoro, D. F., Haty, I. P., Choiriah, S. U., Sayudi, D., & Ardian, M. I. N. (2017). Mobilitas Unsur Kimia Batuan Alterasi Hidrotermal Di Daerah Panas bumi Parangtritis Yogyakarta.
Yudiantoro, D. F., Haty, I. P., Sayudi, D. S., Aji, A. B., & Adrian, M. N. (2019). Fluid-Rock Interaction During Hydrothermal Alteration at Parangtritis Geothermal Area, Yogyakarta, Indonesia. Indonesian Journal on Geoscience, 6(1), 29-40.
Yuwanto, S. H., Solichah, L., & ITATS, J. T. G. F. (2015). Study Alterasi Dan Mineralisasi Daerah Tambaksari Dan Sekitarnya, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Jurusan Geologi, 519-526.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
a. Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
b. Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).