Evaluasi Kesesuaian Lahan Bekas Tambang Kerikil Berpasir Alami (sirtu) di Desa Panggang, Kec. Kemalang, Kab. Klaten, Jawa Tengah
DOI:
https://doi.org/10.31315/psb.v4i1.9488Abstrak
Desa Panggang, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah terletak pada kaki lereng Gunung Api Merapi sehingga membuat daerah ini memiliki kekayaan alam berupa pasir dan batu yang melimpah akibat sisa erupsi Gunung Api Merapi yang tertimbun. Potensi sumber daya alam yang melimpah ini menjadikan Desa Panggang menjadi salah satu desa dengan aktivitas penambangan yang tinggi. Kegiatan penambangan yang dilakukan pada lokasi penelitian berdampak pada perubahan kualitas lahan pasca proses penambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan tanaman sengon berdasarkan evaluasi kesesuaian lahan. Metode yang digunakan adalah (1) survei dan pemetaan, (2) purposive sampling, (3) analisis laboratorium dan deskriptif, (4) weight factor matching. Parameter dalam evaluasi diantaranya temperatur (Tc), ketersediaan air (Wa), ketersediaan oksigen (Oa), media perakaran (Rc), retensi hara (Nr), hara tersedia (Na), bahaya erosi (Eh), bahaya banjir/genangan (Fh) dan penyiapan lahan (Lp). Hasil evaluasi kesesuaian lahan didapatkan 5 parameter yang sesuai yaitu temperatur, ketersediaan oksigen, retensi hara, hara tersedia serta bahaya banjir/genangan dan didapatkan 4 kelas kesesuaian lahan N atau tidak sesuai yaitu N(Wa), N(WaRc), N(WaRcLp) dan N(WaRcEh) dengan faktor pembatas ketersediaan air, media perakaran , penyiapan lahan dan bahaya erosi.
Kata Kunci: Kesesuaian Lahan, Lahan, Pasca Tambang, Penambangan, Sengon
Referensi
Baskorowati, L. (2014). Budidaya Sengon Unggul (Falcataria moluccana) untuk Pengembangan Hutan Rakyat. IPB Press.
Hamka, Wardah, & Rachman, I. (2015). Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Beraban, Kecamatan Belinggi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Jurnal Sains dan Teknologi Tandulako, 4(No. 2), 16–25.
Hardjowigeno, S., & Widiatmaka. (2007). Evaluasi Kesesuaian Lahan & Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press.
Herniti, D. (2018). Variasi Penutup Lahan Pasca Penambangan Pasir Batu (Sirtu) sebagai Pembeda Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Tanah. Jurnal Rekayasa Lingkungan, 18(2), 1–10.
Hirfan. (2016). Strategi Reklamasi Lahan Pasca Tambang. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 1(1), 101–108. Keputusan Menteri LH No. 43 Tahun 1996 Tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan bagi Usaha atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan.
Krisnawati, H., Varls, E., Kallio, M., & Kainninen, M. (2011). Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen: ecology, silviculture and productivity. Cifor.
Kurniawan, A. R., & Rauf, A. (2018). Rencana Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Pasir dan Batu di Desa Nglumut, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI, 177–182.
Peraturan Mentri Kehutanan No. P.4 Tahun 2011 Tentang Pedoman Reklamasi Hutan.
Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No. 11 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031.
Ritung, S., Nugroho, K., Mulyani, A., & Suryani, E. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Unduhan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
a. Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
b. Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
c. Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).