Identifikasi Potensi Tanah Longsor Menggunakan Metode Electrical Resistvity Tomography (ERT) di Desa Pengadegan, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah

Authors

  • Tissia Ayu Algary Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
  • Ilham Nurdien Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, PVMBG, Badan Geologi, kementerian ESDM

DOI:

https://doi.org/10.31315/jilk.v4i1.5655

Keywords:

Pengadegan, gerakan tanah, ERT, bidang gelincir

Abstract

Desa Pengadegan merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Majenang yang berpotensi terjadi gerakan tanah. Selain kontur perbukitan yang cukup rapat, endapan vulkanik yang cukup tebal, tata guna lahan di wilayah ini sebagian besar didominasi oleh pertanian, pemukiman dan perikanan yang menjadi parameter yang menyumbang tingginya potensi gerakan tanah . Pemetaan bawah tanah dilakukan untuk mengidentifikasi area yang berpotensi terjadi gerakan tanah. Hasil identifikasi dapat digunakan sebagai panduan untuk penataan ruang dan wilayah sehingga dapat meminimalisir dampak apabila terjadi gerakan tanah. Pemetaan dilakukan dengan metode Electrical Resistvity Tomography (ERT) mengggunakan konfigurasi elektroda dipole-dipole dengan jumlah lintasan sebanyak 3 lintasan. Panjang masing masing lintasan 120, 240 dan 240 meter. Hasil identifikasi menunjukkan litologi di area tersebut terususun oleh lapisan lempung (2-10 Ω.m) dan tuff (60-200 Ω.m). Bidang gelincir ditemukan pada kedalaman 15-20 meter yang terdeteksi hampir disepanjang lintasan. Bidang gelincir terdeteksi berada pada batas kontak antara lapisan tuff yang menumpang diatas batuan dasar yang telah rusak dan sudah jenuh air.  Diperkirakan potensi arah gerakan tanah dari Utara-Selatan dengan tipe longsoran dengan model rayapan.

Author Biographies

Tissia Ayu Algary, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Jurusan Teknik Lingkungan

Ilham Nurdien, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, PVMBG, Badan Geologi, kementerian ESDM

Merapi Department

References

Badan Geologi. (2014). Peta Zona Kerentanan Tanah. Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Darsono, dkk. (2012). Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode Resistivitas 2 Dimensi Di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Indonesian Journal of Applied Physiscs (2012) vol. 2 no. 1. Halaman 58.

Kastowo, dkk. (1996). Peta Geologi Lembar Majenang, Jawa Tengah. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. 1996.

Lismalini, dkk. (2014). Penyelidikan Bidang Gelincir Menggunakan Metoda Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger di Desa Kampung Manggis Kecamatan Padang Panjang Barat. Pillar of Physics. Vol 1 April 2014. Halaman 25-32.

Manrulu, Rahma Hi. (2016). Studi Bidang Gelincir Sebagai Langkah Awal Mitigasi Bencana Longsor. Palopo: Universitas Cokroaminoto.

Naryanto, dkk. (2003). Evaluasi dan Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Pulau Jawa Tahun 2002, Year Book Mitigasi Bencana Tahun 2002. Jakarta: BPPT.

Novotny, J. (2013). Varnes Landslide Classification (1978). Charles University in Prague, Faculty of Science. Czech Republic: University Utopia.

Priyonno. (2015). Hubungan Klasifikasi Longsor, Klasifikasi Tanah Rawan Longsor dan Klasifikasi Tanah Pertanian Rawan Longsor. Surakarta: UNISRI.

Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheiff, R.E. 1990. Applied Geophysics 2nd Edition. Cambridge: Cambridge University.

Yunanto. (2014). Tanah Longsor Bencana Paling Mematikan Tahun 2014. Kompas (15 Desember 2014).

Downloads

Published

2022-04-25