Pesan Kritik Sosial Dalam Karya “Street Art” Di Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.31315/jik.v13i1.1448Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pesan apa yang terkandung dalam karya street art dalam karya poster ANTI-TANK serta memperoleh penjelasan yang mewakili pesan-pesan karya street art dalam karya poster ANTI-TANK. Setiap orang berhak untuk beropini tentang suatu permasalahan yang terjadi, yang bisa berkaitan dengan kelompok, perorangan, atau bahkan pemerintah. Karena beropini adalah hak asasi manusia yang di lindungi Undang-Undang. Berbagai macam cara untuk mengeluarkan opini salah satunya adalah seni dan ANTI-TANK menggunakan seni jalanan atau street art sebagai cara berbicara dengan cara menggunakan poster yang ditempel di jalan-jalan untuk mengkritisi keadaan sosial seperti kekayaan alam Indonesia yang banyak namun dinikmati sebagian pihak, penolakan terhadap sosok yang dinggap diktator di masa kemimpinannya, kritik terhadap pembangunan hotel yang semakin banyak di Yogyakarta, dan meningkatnya polusi udara.Penelitian menggunakan kajian semiotika dari Roland Barthes, dengan menguraikan makna kritik sosial gambar poster, street art, dari karya Andrew ANTI-TANK melalui 2 tingkatan yaitu denotatif dan konotatif. Peneliti menggunakan 3 formula dari 9 formula pengembangan keabsahan data yaitu siapa komunikator, motivasi komunikator, dan intersubjektif. Street art menjadi cara beropini yang ringan dan menghibur atau cara berekspresi terhadap keadaan yang ada namun tetap memiliki pesan yang kuat seperti karya-karya dari ANTI-TAN yang mencakup 1. Kemerdekaan yang sebenarnya masih belum dirasakan semua masyarakat Indonesia, 2.Sebuah penolakan dengan sosok Soeharto yang dikenal begitu banyak kasus kejahatan yang menjeratnya pada masa kemimpinannya, 3. Kritik terhadap pembangunan hotel yang semakin banyak di Yogyakarta, 4.Polusi udara yang semakin meningkat. Garis besar dari 4 poster yang diteliti adalah kurang berpihaknya kebijakan pemerintah terhadap masyarakat.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Copyright remains with the author and gives rights to the Jurnal Ilmu Komunikasi as the priority to publish the article with an Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License, which allows the article to be shared with acknowledgment of the author of the article and this journal as the place of publication.
- Authors can distribute the publication of their articles on a non-exclusive basis (for example: on university repositories or books) with notification or acknowledgment of publication in the journal Option
- Authors are allowed to post their work online (for example: on personal websites or in university repositories) before and after the submission process (see The Effect of Open Access)
Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License.