Komunikasi dalam Integrasi Sosial Budaya antar Etnis Tionghoa dan Pribumi di Singkawang
DOI:
https://doi.org/10.31315/jik.v14i1.2115Keywords:
Pesan, Perayaan Tatung, Komunikasi Antarbudaya, SingkawangAbstract
Atraksi pawai tatung adalah tradisi Tionghoa yang berbaur dengan budaya Dayak yang hanya bisa disaksikan di Singkawang Kalimantan Barat. Tradisi Tionghoa dan Pribumi sebagai dua etnis besar masyarakat Singkawang dipadukan dengan sangat baik dalam Perayaan Tatung. Tidak hanya kebudayaan dari Singkawang, namun seiring dengan berkembangnya dan gagasan dari para pemuka tokoh agama hingga budaya, akhirnya juga turut menggabungkan budaya-budaya lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif, yaitu dimana peneliti melakukan observasi secara langsung pada saat perayaan untuk melihat simbol-simbol yang tampak dalam perayaan. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yang sesuai untuk menjawab masalah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perayaan Tatung merupakan alat untuk mengkomunikasikan pesan-pesan dari komunikator (Etnis Tionghoa) kepada komunikan (masyarakat Pribumi). Pesan Perayaan Tatung dikomunikasikan melalui simbol-simbol komunikasi, seperti menggunakan atribut pribumi (Melayu dan Dayak) pada saat atraksi. Sebagai pesta kebudayaan, pawai tatung memiliki sisi ritual religi yang cukup kental dan mencerminkan pembauran kepercayaan Taoisme kuno dengan animisme lokal yang hanya terdapat di Kota Singkawang.
References
Bakker, Anton dan Achmad Charris Zubair. 1994. Metodologi Penelitian
Filsafat. Kanisius: Yogyakarta.
Effendy, Onong Uchjana. 1984.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:Rosda Karya.
Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2003. Message Studies: Pesan Penggerak
Kebudayaan. Surakarta: Ndalem Poerwahadiningratan Press.
Purwasito, Andrik, 2015. Komunikasi Multikultural.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahmayani, Any. 2014. Permukiman Tionghoa di Singkawang dari Masa Kongsi hingga Masa Kolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak (Anggota IKAPI).
“FKUB Aceh Kagumi Toleransi Beragama di Singkawang” 22 September 2015.<http://budaya.rimanews.com/agama/ read/20151128/247787/FKUB-Aceh-KagumiToleransi-Beragama-di-Singkawang>.
“What is multiculturalism?”Bhikhu Parekh. 7 Mei 2016.<http://www.india-seminar.com/1999/484/484%20parekh.htm>
Visi dan Misi Program Aksi JALAN PERUBAHAN JOKOWI & JUSUF KALLA. 7 Mei 2016. <https://drive.google.com/file/d/0B1CjVjvMelBScGNRbnhnR1JRbEU/view>
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Copyright remains with the author and gives rights to the Jurnal Ilmu Komunikasi as the priority to publish the article with an Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License, which allows the article to be shared with acknowledgment of the author of the article and this journal as the place of publication.
- Authors can distribute the publication of their articles on a non-exclusive basis (for example: on university repositories or books) with notification or acknowledgment of publication in the journal Option
- Authors are allowed to post their work online (for example: on personal websites or in university repositories) before and after the submission process (see The Effect of Open Access)
Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License.