Semiotika Atribut Ibu-Ibu Anggota DPR RI di Senayan Jakarta Sebagai Pesan Komunikasi Presentasi Diri
DOI:
https://doi.org/10.31315/jik.v12i2.369Keywords:
Denotatif-konotatif, petanda-penanda, atribut, struktur tanda, komunikasi non verbalAbstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna denotatif sekaligus menggali makna konotatif atribut yang digunakan ibu-ibu anggota dewan sebagai penanda dan petanda yang menyatu dalam penampilan ibu-ibu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Jakarta. Dalam konteks penelitian “Penampilan” adalah “Tanda” itu sendiri. Mencari struktur baru yang terdapat pada atribut dalam konteks penampilan khas ibu-ibu anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI. Makna denotatif atribut adalah semua objek yang nampak. Dan makna konotatif adalah makna yang dihadirkan peneliti sesuai konteks dan budaya lokal, yang di dalamnya bermuatan expresi khas individu manusia. Metode: yang digunakan dalam penelitian ini adalah induktif-aposteriori-eksploratif-kualitatif, dengan studi kasus menggunakan daya analisis semiotika komunikasi, yang bermuara pada internalisasi peneliti terhadap fenomena atribut yang digunakan ibu-ibu anggota dewan perwakilan rakyat di Senayan Jakarta. Hasil penelitian adalah upaya me-rekonstruksi pemahaman peneliti tentang semiotika atribut sebagai bentuk pesan dan komunikasi non-verbal.Simpulan: Pemaknaan atribut secara denotatif dapat memberikan pesan komunikasi dan konotasi atas atribut yang digunakan oleh ibu-ibu anggota dewan perwakilan rakyat di Senayan. Pilihan dan penggunaan atribut dalam setiap penampilan dapat memberi kesan yang dijadikan “anchor atau jangkar” bagi peneliti untuk memberi interpretasi lebih jauh tentang atribut-atribut yang dikenakan. Penelitian ini mengambil paradigma teori Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce sebagai spektrum untuk meneropong masalah di lapangan. Hasilnya adalah pandangan Saussure mampu merekonstruksi semua objek yang nampak bagi peneliti. Demikian juga pandangan Peirce memiliki tiga ciri besar yang mampu menjadi cermin atau kacamata untuk melihat kenyataan di lapangan.References
Barthes, Roland, (1976). Mythologies, London: Paladin Book.
---------------------, (1990). The Fashion System. Los Angeles: University of California. Bühler, Karl. Theory of Language. The Representational Function of Language. Trans.
Donald Cobley, Paul (2001). Understanding Cultural Differences. London: Routledge. de Saussure, Ferdinand. (1990). Course in General Linguistics. London: Duckworth
Dahles, Heidi (2001). Tourism, Heritage and National Culture in Java: Dilemmas of a Local Community. London: Routledge Curzon.
Eco, Umberto (2009). Teori Semiotika, Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana Offset
_____,_____ (1986). Travels in Hyperreality, Florida: Hartcourt Brace & Company
Eliade, Mircea (1989). Le Mythe de l’Eternel Retour. Archétypes et répétitions. Paris: Gallimard.
Hastings, James, and John Selbie (2003). Encyclopedia of Religion and Ethics, 19. Montana: Kessinger Publishing.
Hegel, G.W.F., (1988). Phenomenology of Spirit, London: Oxford Universiry Press
Huyssen, Andreas (1986). After The Great Devide: Modernism, Mass Culture, Postmodernism, Bloomington: Indiana University Press.
Peirce, Charles Sanders (1978). Écrits sur le signe. Rassemblés, traduits et commentés par G. Deledalle. Paris: Seuil.
Phenix H. Philip (1964). Realms Of Meaning, New York: McGraw-Hill Book Company.
Piliang, Yasraf A. (2010). Semiotika dan hipersemiotika, Bandung: Matari.
Ulani Yunus & Dominiq Tulasi (2012). Batik Semiotics as a Media of Communication in Java; SCOPUS, Cultura, International Journal of Philosophy of Culture and Axiology
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Copyright remains with the author and gives rights to the Jurnal Ilmu Komunikasi as the priority to publish the article with an Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License, which allows the article to be shared with acknowledgment of the author of the article and this journal as the place of publication.
- Authors can distribute the publication of their articles on a non-exclusive basis (for example: on university repositories or books) with notification or acknowledgment of publication in the journal Option
- Authors are allowed to post their work online (for example: on personal websites or in university repositories) before and after the submission process (see The Effect of Open Access)
Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License.