Manajemen Konflik Komunikasi dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat
DOI:
https://doi.org/10.31315/jik.v17i3.3776Keywords:
Komunikasi, Manajemen Konflik, Inovatif, PariwisataAbstract
Manajemen pariwisata di Kabupaten Gunungkidul masih banyak konflik, termasuk manajemen konflik di Watugupit, Kabupaten Purwosari dan Pantai Buges, Kabupaten Panggang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model manajemen konflik komunikasi yang diterapkan dalam menangani konflik komunikasi dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam mengelola potensi wisata di Gunungkidul dan menganalisis peran pemangku kepentingan dalam mengembangkan potensi pariwisata di Gunungkidul. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menemukan model manajemen konflik komunikasi inovatif yang terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Inovasi dalam mengelola komunikasi konflik diperlukan dengan upaya yang memiliki dimensi kebaruan dan kegunaan sehingga diharapkan berdampak pada upaya yang lebih konkret dan membangun partisipasi masyarakat secara berkelanjutan. Peran Dinas Pariwisata sebagai penanggung jawab pengelolaan potensi wisata di Gunungkidul tidak optimal dalam menangani konflik komunikasi yang terjadi dan masyarakat setempat tidak banyak terlibat dalam perancangan, pengambilan keputusan atau implementasi kebijakan dalam pengelolaan pariwisata. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa model manajemen konflik yang dapat diterapkan pada dinas pariwisata dalam mengelola keindahan alam di suatu daerah.References
Amin, M. A. S. (2017). Komunikasi Sebagai Penyebab Dan Solusi Konflik Sosial. Jurnal Common, 1(2).
Curcija, Marcus., Breakey, Noreen., Driml, Sally. (2018). Development of a conflict management model as a tool for improved project outcomes in Community Based Tourism. Tourism Management: Elsevier, Vol. 70, 341–354.
Jupir, M. M. (2013). Implementasi kebijakan pariwisata berbasis kearifan lokal (studi di Kabupaten Manggarai Barat). Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, 1(1), 28-38.
Lestari, P., DN, R., & Hendariningrum, R. (2009). Manajemen Konflik berbasis Budaya Lokal sebagai upaya meningkatkan Jati diri Bangsa Indonesia. Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 1(1), 73-96.
Lestari, P., Prabowo, A., & Wibawa, A. (2012). Manajemen komunikasi bencana merapi 2010 pada saat tanggap darurat. Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(2).
Littlejohn, Stephen W., Foss, Karen A. (2009). Encyclopedia of communication theory. United States of America: SAGE Publications, Inc.
Nugraha, B. S., & Putri, L. P. (2016). Analisis Dampak Lingkungan Dalam Kebijakan Perlindungan Situs Ratu Boko Menuju Pengembangan Pariwisata yang Berkelanjutan. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 10(2).
Okazaki, E. (2008). A community-based tourism model: Its conception and use. Journal of Sustainable Tourism: Taylor & Francis, UK, 16(5), 511-529.
Pamungkas, A. M. Y., Rahardjo, T., Dwiningtyas, H., & Pradekso, T. (2015). Manajemen Konflik dan Negosiasi Wajah dalam Budaya Kolektivistik (Konflik Pembangunan Bandara di Kulon Progo). Interaksi Online, 4(1).
Puspita, Weni. (2018). Manajemen Konflik (Suatu Pendekatan Psikologi, Komunikasi, dan Pendidikan). Yogykarta: Deepublish.
Putnam Linda L. (2006). Definition and Approach to Conflict and Communication. The SAGE handbook of conflict communication: integrating theory, research, and practice. hal 1-32. Thousand Oaks, CA: Sage.
Tjabolo, Siti Asiah. (2017). Manajemen Konflik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pustaka Cendekia.
Usman, Ridwan. (2001). Konflik dalam Perspektif Komunikasi: Suatu Tinjauan Teoretis. Mediator: Unisba, Vol. 32 2 No.1 2001
Yang, J., Ryan, C., & Zhang, L. (2013). Social conflict in communities impacted by tourism. Tourism Management: Elsevier, 35, 82-93.
Young, J. C., Thompson, D. B. A., Moore, P., MacGugan, A., Watt, A., & Redpath, S. M. (2016). A conflict management tool for conservation agencies. Journal of Applied Ecology: Wiley Network, London, 53(3), 705–711
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Copyright remains with the author and gives rights to the Jurnal Ilmu Komunikasi as the priority to publish the article with an Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License, which allows the article to be shared with acknowledgment of the author of the article and this journal as the place of publication.
- Authors can distribute the publication of their articles on a non-exclusive basis (for example: on university repositories or books) with notification or acknowledgment of publication in the journal Option
- Authors are allowed to post their work online (for example: on personal websites or in university repositories) before and after the submission process (see The Effect of Open Access)
Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License.