Mantra Tolak Bala Komunitas Dayak Kalimantan Barat: Kajian Semiotik Riffaterre

Sesilia Seli

Abstract


Motivasi terbesar untuk meneliti mantra tolak bala komunitas Dayak didasarkan pada fenomena bahwa mantra tersebut masih hidup dan digunakan sebagai sarana komunikasi dalam menghadapi dan memaknai setiap peristiwa hidup yang mereka alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis dan interpretasi terhadap makna mantra tolak bala melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik; matrik dan model dalam mantra tolak bala; dan hipogram dalam mantra tolak bala komunitas Dayak Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan semiotik Riffaterre. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa secara heuristik dan hermeneutik, makna mantra tolak bala berisi permohonan kepada Tuhan agar masyarakat terhindar dari COVID-19, bencana, malapetaka, dan hal-hal buruk yang menggangu kehidupan manusia. Matriks tidak hadir secara langsung dalam teks mantra,  model tampil sebagai aktualisasi matriks, dan makna mantra terfokus melalui penetuan model. Hipogram dalam mantra ini merupakan hipogram potensial yang didasarkan pada realita bahwa penggunaan mantra tolak bala telah menjadi ritual yang sakral dan turun-temurun yang mereka yakini dan percayai dapat melindungi mereka dari ancaman marabahaya, malapetaka, dan sakit-penyakit termasuk COVID-19. Mantra tolak bala berfungsi sebagai media komunikasi untuk mengusir makhluk halus yang mendatangkan penyakit, bencana, atau malapetaka.

Keywords


Dayak Kalimantan Barat; Mantra Tolak Bala; Semiotik Riffaterre

Full Text:

PDF (INDONESIA)

References


Al Fikri, M. F. dkk. (2019). Mantra Petapa Alas Purwo: Kajian Semiotika Riffaterre. Jurnal Semiotika, Vol 20 (2), 108–119. https://jurnal.unej.ac.id/index

Alloy et al. (2008). Mozaik Dayak Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak. Pontianak: Institut Dayakologi.

Andalas, E. F., & Sulistyorini. (2017). Sastra Lisan. Madani.

Chofeer, A. J. L., & Darmawan, A. R. (2021). Tradisi Tolak Bala Sebagai Adaptasi Masyarakat Dayak Desa Umin Dalam Menghadapi Pandemi Di Kabupaten Sintang. Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, Vol. 5 (1), 53-68.

Darmadi, H. (2016). Dayak Asal-Usul dan Penyebarannya. Sosial Horizon:Jurnal Pendidikan Sosial. Vol.3(2), 322–340. doi: http:// dx. doi.org/10.31571/sosial.v3i2.376.

Diana, J. (2018). Makna Puisi Pohon Peradaban Karya Dinullah Rayes Kajian Semiotika Riffaterre. Jurnal Pena Indonesia,Vol.4(2), 173−188 http://journal.unesa.ac.id/

Faruk. (2012). Metode Penelitian Sastra, Sebuah Penjelajahan Awal. Pustaka Pelajar.

Frelians, P.P. & Perbawaningsih, P. (2020). Media Sosial Ruang Dayak dalam Mereduksi Stigma Kebudayaan Dayak. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 18 (2), 181–193.

Hamidin, M. (2016). Bentuk, Fungsi, dan Makna Mantra Ritual Upacara Kamsambu Masyarakat Muna di Kecamatan Katobu Kabupaten Muna. Jurnal Bastra, Vol.1(1).

Hamjen, W. (2015). Mengenal Tujuh Rumpun Suku Dayak di Pulau. Https://Www.Hipwee. Com/List/.

Hartata, A. (2010). Mantra Pengasihan (Rahasia Cinta dalam Klenik Jawa). Kreasi Wacana.

Hendro, Fanny, Topan Setiawan, D. S. (2021). Mempertahankan Eksis-tensi Tradisi Tungguk Tembakau melalui Media Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 19 (1) 78–92. https://doi.org/https://doi.org/10.31315/jik.v19i1.39

Hidayatullah, D. (2016). Struktur, Bentuk dan Fungsi Mantra Abal. Sirok Bastra, Vol. 4 (1). 161-174.

Kahfi, Kembong, & Sultan. (2021). Analisis Semiotika Riffaterre pada Doangang Panjamabarakkang (Mantra Pertanian) Masyarakat Makassar di Kelurahan Bulukunyi Kabupaten Takalar. PANRITA: Jurnal Bahasa Dan Sastra Daerah Serta Pembelajarannya, Vol.1(1), 22−29.

Kosasih. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Yrama Widya.

Lantowa, J. et al. (2017). Semiotika teori, Metode, dan Penerapannya dalam Penellitian Sastra. Deep publish.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis. Sage Publication, Inc.

Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Muhrotien, A. (2012). Rekonstruksi Identitas Dayak. TICI Publication.

Nugraha, F. I. (2015). Mantra Bandung Bondowoso sebagai Tindak Tutur. Jurnal Ilmiah FONEMA: Jurnal Edukasi Bahasa Dan Sastra Indonesia. ttps://doi.org/ 10.25139/ fn.v1i2.1177.

Nurjamilah, A. S. (2015). Mantra Pengasihan : Telaah Struktur, Konteks, Penuturan, dan Proses Pewarisannya. Riksa Bahasa.

Pradopo, R. D. (2011). Prinsip Prinsip Kritik Sastra. Pustaka Pelajar.

Ratih, R. (2013). Sajak “Tembang Rohani” Karya Zawawi Imron Kajian Semiotik Riffaterre. Kajian Linguistik Dan Sastr., Vol. 25 (1).

Ratih, R. (2016). Teori dan Aplikasi Semiotik Michael Riffaterre. Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Masyarakat Poetika Indonesia.

Riffaterre, M. (1978). Semiotics of Poetry. Indiana University Press.

Riwut, T. (1993). Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan. Tiga Wacana.

Rousseau, J. (1990). Central Borneo: Ethnic, Identity, and Social Life in Stratified Society. Cloredon Press.

Roy, P. (2012). Folk-Culture in Vedic Literaturs. Indian Streams Research Journal, Vol. 1. 1-5.

Rusmana, D. (2014). Filsafat Semiotika: Paradigma, Teori dan Metode Interpretasi Tanda dari Semiotika Struktural hingga Dekonstruksi Praktis. Pustaka Setia.

Santoso. (2004). “Tuhan, Kita Begitu Dekat: Semiotika Riffaterre.” In T. dan U. Y. Christomy (Ed.), Semiotika Budaya. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Indonesia.

Setiadi, D., & Firdaus, A. (2018). Teks Mantra Embeung Beurang Seputar Kehamilan dan Kelahiran Bayi di Cidolog Kabupaten Sukabumi. Paramasastra: Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra Dan Pembelajaran-nya.https://doi.org/https://doi.org/10.26740/parama.v1i2.1489

Soedjijono, D. (2012). Bentuk dan Isi Mantra. Humaniora, Vol. 16 (2). 320-331.

Suwatno, E. (2012). Bentuk dan Isi Mantra. Jurnal Humaniora, Vol. 16, N, hlm. 320-331.

Taum, Y. Y. (2011). Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Lamalera.

Teeuw, A. (1982). Khazanah Kesastraan Indonesia. Balai Pustaka.

Wardoyo, S. L. (2005). “Semiotic and Naration Structure.” Universitas Diponegoro.

Yelle, R. A. (2003). Explaining Mantras: Ritual, Rhetoric, and the Dream of a Natural language in Hindu Tantra. In Explaining Mantras: Ritual, Rhetoric, and the Dream of a Natural Language in Hindu Tantra. https://doi.org/ 10.4324 /9780203483381

Zoest, A. (1993). Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya (Diindonesiakan Ani Soekawati). Yayasan Sumber Agung.




DOI: https://doi.org/10.31315/jik.v19i2.4326

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Ilmu Komunikasi




 Jurnal Ilmu Komunikasi indexed by:

   


Copyright of Jurnal Ilmu Komunikasi ISSN 1693-3028 (print), ISSN 2407-8220 (online)

Alamat:

Kampus II UPN "Veteran" Yogyakarta, Jl. Babarsari 2, Tambakbayan, Yogyakarta 55281
Phone: (0274)485268

Fax: (0274)487147

Email: jik@upnyk.ac.id 

Web
Analytics View My Stats