NERACA SUMBERDAYA AIR KOTA BANJARBARU-KALIMANTAN SELATAN

Jarwanto Jarwanto

Abstract


Dilihat dari sisi geohidrologi, Wilayah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan terletak pada Sistem Cekungan airtanah Barito Meratus dengan berkembangnya sistem multi layer dengan akuifer.
Neraca Air dalam siklus hidrologi mengalami perubahan menurut waktu (musim) dan tempat. Pada musim penghujan jumlah air yang masuk ke dalam sistem aliran bawah tanah relatif besar sehingga potensi air tanah tinggi, sedangkan pada musim kemarau jumlah air yang masuk ke dalam sistem air tanah relatif kecil sehingga potensi air tanah juga relatif kecil.
Dalam penyusunan neraca sumberdaya air terdapat konsep daerah aliran sungai (DAS). Dalam beberapa literatur terdapat beberapa istilah lain yang ekuivalen dengan DAS diantaranya daerah pengaliran sungai (DPS), river basin, drainage basin, dan watershede. DAS adalah suatu kawasan di permukaan bumi yang mempunyai topografi cekung, sehingga apabila terjadi hujan pada kawasan tersebut, maka seluruh air yang masuk di anggap keluar pada satu keluaraan (outlet). Dalam konsep ini batuan yang menyusun kawasan ini dianggap homogen sehingga struktur akifer (aquiver) diabaikan. Dengan menggunakan asumsi air yang masuk sama dengan air yang keluar, maka sistem hidrologi DAS dianggap sebagi sistem keabuan (grey box system), yaitu air hujan di anggap sebagai input, run off dianggap sebagi output, sedangkan kotak kelabu (grey box) adalah imbangan jumlah penggunaan air dan potensi air yang diperkirakan.
Kebutuhan domestik air akan mencapai angka kritis sekitar tahun 2025 dengan asumsi pertumbuhan penduduk 1,9 % untuk Kota Banjarbaru secara umum. Kondisi kritis air tersebut dapat dipercepat oleh beberapa aktifitas dibidang industri, ada empat tipe tingkatan industri yang dijadikan dasar perhitungan proyeksi kebutuhan air yaitu industri skala besar, yaitu industri dengan jumlah karyawan 2000 orang, industri skala sedang yaitu industri dengan jumlah karyawan 500 orang, industri skala kecil dengan jumlah karyawan 20 orang dan industri pariwisata dengan jumlah pengunjung 5000 orang per tahun.



DOI: https://doi.org/10.31315/jmtg.v1i1.168

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.31315/jmtg.v1i1.168.g130

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.