PEMETAAN GEOLOGI DAERAH SEMARANG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN GAJAHMUNGKUR, SAMPANGAN, KOTAMADYA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
Abstract
Geologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bumi, sehingga dalam penerapan secara langsung di lapangan, yang tercakup dalam konsep pemetaan. Pemetaan Geologi di daerah Semarang dan sekitarnya, Kecamatan Gajahmungkur, Sampangan, Kotamdya Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Administrasi daerah pemetaan pada Peta Topografi nomor lembar peta 47/XL-c(74-c) dan 47/XL-d(74-d) skala 1:25.000. Luas kurang lebih 25 km2, meliputi wilayah Jatingaleh, Tinjomoyo, Bendan Duwur-Ngisor, Sampangan,
Petompon, Simongan, Genuk, Gajahmungkur, Karangpanas, Kaliwiru, Kagok, Tegalsari, Wonotingal. Bentuk morfologi Kota Semarang merupakan dataran rendah dan perbukitan yang memiliki ketinggian beragam, yaitu antara 0,75 – 348 m di atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas daerah pantai/pesisir, dataran dan perbukitan dengan kemiringan lahan berkisar 0% – 45%, dengan sebagian besar memiliki struktur geologi berupa batuan beku. Metode analisis yang digunakan dalam pemetaan ini adalah metode analisis geomorfologi, analisis petrologi, analisis struktur geologi, dan analisis gerakan tanah. Geomorfologi daerah pemetaan dibagi menjadi 4 satuan bentuklahan, yaitu: Satuan Bentuklahan Struktural Perbukitan Terjal (S1), Satuan Bentuklahan Denudasional Perbukitan Landai (D1), Satuan Bentuklahan Struktural - Denudasional Perbukitan Terjal (S8), Satuan Bentuklahan Fluvial Dataran Sungai Dan Tubuh Sungai (F1 dan F3). Urutan stratigrafi daerah pemetaan dari yang tua sampai yang muda adalah: Satuan endapan material lepas sungai pada Formasi alluvium paling muda, satuan breksi vulkanik Formasi Kaligetas, satuan batupasir Formasi Damar, satuan batupasir karbonatan Formasi Kalibeng, satuan batupasir karbonatan – batulempung karbonatan Formasi Kerek. Struktur Geologi daerah pemetaan adalah Struktur Kekar, Reverse Fault, dan Sesar Turun. Sejarah Geologi daerah pemetaan dimulai dari Miosen Tengah-Holosen. Pada Kala itu terjadi pengendapan seperti di urutan stratigrafi daerah pemetaan dan diikuti dengan terjadinya pengangkatan yang diikuti terbentuknya Reverse Fault, kemudian diikuti terbentuknya Sesar Turun dan Kekar. Potensi daerah pemetaan berupa potensi bahan galian batupasir yang umumnya digunakan bahan bangunan. Sedangkan bencana geologi daerah pemetaan berupa Gerakan Tanah Jenis gerakan longsoran termasuk jenis gelinciran (slides).
Kata kunci : Geomorfologi, Bentuklahan, Stratigrafi, Struktur Geologi
Petompon, Simongan, Genuk, Gajahmungkur, Karangpanas, Kaliwiru, Kagok, Tegalsari, Wonotingal. Bentuk morfologi Kota Semarang merupakan dataran rendah dan perbukitan yang memiliki ketinggian beragam, yaitu antara 0,75 – 348 m di atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas daerah pantai/pesisir, dataran dan perbukitan dengan kemiringan lahan berkisar 0% – 45%, dengan sebagian besar memiliki struktur geologi berupa batuan beku. Metode analisis yang digunakan dalam pemetaan ini adalah metode analisis geomorfologi, analisis petrologi, analisis struktur geologi, dan analisis gerakan tanah. Geomorfologi daerah pemetaan dibagi menjadi 4 satuan bentuklahan, yaitu: Satuan Bentuklahan Struktural Perbukitan Terjal (S1), Satuan Bentuklahan Denudasional Perbukitan Landai (D1), Satuan Bentuklahan Struktural - Denudasional Perbukitan Terjal (S8), Satuan Bentuklahan Fluvial Dataran Sungai Dan Tubuh Sungai (F1 dan F3). Urutan stratigrafi daerah pemetaan dari yang tua sampai yang muda adalah: Satuan endapan material lepas sungai pada Formasi alluvium paling muda, satuan breksi vulkanik Formasi Kaligetas, satuan batupasir Formasi Damar, satuan batupasir karbonatan Formasi Kalibeng, satuan batupasir karbonatan – batulempung karbonatan Formasi Kerek. Struktur Geologi daerah pemetaan adalah Struktur Kekar, Reverse Fault, dan Sesar Turun. Sejarah Geologi daerah pemetaan dimulai dari Miosen Tengah-Holosen. Pada Kala itu terjadi pengendapan seperti di urutan stratigrafi daerah pemetaan dan diikuti dengan terjadinya pengangkatan yang diikuti terbentuknya Reverse Fault, kemudian diikuti terbentuknya Sesar Turun dan Kekar. Potensi daerah pemetaan berupa potensi bahan galian batupasir yang umumnya digunakan bahan bangunan. Sedangkan bencana geologi daerah pemetaan berupa Gerakan Tanah Jenis gerakan longsoran termasuk jenis gelinciran (slides).
Kata kunci : Geomorfologi, Bentuklahan, Stratigrafi, Struktur Geologi
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.31315/jmtg.v4i2.226
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.31315/jmtg.v4i2.226.g188
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.