PEMANFAATAN KULIT DAN BIJI KOPI MENJADI PRODUK SIAP EKSPOR PADA KELOMPOK TANI DESA JARANGUDA KABUPATEN KARO

Abstract

Kabupaten Karo di Desa Jaranguda terdapat petani kopi. Kopi sebagai sumber penghasilan kedua setelah sayur. Tidak hanya ditanam diladang, biasanya kopi ditanam di depan rumah atau sebagai pembatas jalan. Namun pengeringan secara konvensional berpengaruh pada kuantitas dan kualitas kopi yang diperoleh. Biji kopi selain untuk di komsumsi harian dan dijual, kulit kopi yang dijadikan pakan ternak atau dibuang begitu saja. Padahal kulit dan biji kopi bisa dimanfaatkan sebagai sediaan farmasi. Kurangnya pemahaman tentang informasi yang harus terdapat pada kemasan. Tujuan dari kegiatan ini adalah sosialisasi, edukasi pengeringan kulit dan biji kopi berkualitas baik dan siap ekspor dan edukasi mengenai informasi kemasan. Dilaksanakan pada Kelompok Tani (KT) Anugerah di Desa Jaranguda, Kecaamatan Berastagi, Kabupaten karo, dengan melakukan persiapan di kampus/menjalin kerjasama dengan mitra, instansi terkait, sosialisasi dan edukasi, fasilitasin analisis informasi nilai gizi, rebranding packaging, pendaftaran merek, optimalisasi pemasaran offline dan online, evaluasi, monitoring. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengeringan ini 90% berusia 35-45 Tahun peserta KT memahami cara menggunakan oven pengering. 10% berusia 46-55 Tahun masih ragu menggunakan oven pengering. Semua peserta memahami pengeringan terbaik di suhu 50ºC. Memahami hal yang harus terdapat dalam kemasan dan sudah dimiliki seperti Informasi nilai gizi, kemasan bagus tidak rusak, terdapat ijin P-IRT atau BPOM, label halal, informasi kadaluarsa produk, takaran sajian, dan penyimpanan produk. Merek terdaftar dengan nama merek “Waroeng dayac” D022020077754 kode kelas 30. 100% peserta belum pernah mengikuti pelatihan pengeringan. 75% peserta berkomitmen dalam menyebarluaskan informasi penting yang mereka dapat dalam kegiatan ini. Dengan adanya informasi lengkap yang terdapat pada kemasan akan memudahkan produk kopi siap ekspor.