ANALISIS UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK RUSIA - UKRAINA TAHUN 2022

Adib Izzuddin, Rossi Indrakorniawan, Hastian Akbar Stiarso

Abstract


Abstrak:

Konflik antara Rusia dan Ukraina, sebelumnya terjadi karena Rusia melakukan aneksasi terhadap wilayah Krimea dan terbukti mendukung gerakan separatis di Donbas, Ukraina pada tahun 2014. Setelah tahun 2014, proses resolusi konflik ini sempat mengalami stagnasi. Pada akhirnya di awal tahun 2022, Rusia kemudian memutuskan untuk melakukan invasi terhadap Ukraina dan membuat konflik ini kembali memanas. Dengan memanasnya konflik tersebut di tahun 2022, maka timbullah pertanyaan mengenai bagaimana upaya resolusi konflik yang dapat dilakukan untuk mengakhiri konflik di atas. Tulisan ini akan berfokus pada analisis konflik di tahun 2022 dan opsi dalam penyelesaian konflik tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan opsi penyelesaian konflik Rusia-Ukraina jika menerapkan proses resolusi konflik yang dikemukakan oleh Johan Galtung. Pemaparan akan dilakukan dengan membedah konsep resolusi konflik peacemaking, peacekeeping, dan peace building. Model analisis analogi bawang bombay juga digunakan dalam membantu melihat posisi, kepentingan, dan kebutuhan masing-masing aktor yang terlibat dalam konflik. Penelitian ini menunjukkan bahwa upaya penyelesaian konflik Ukraina harus diupayakan untuk diselesaikan untuk menggunakan metode litigasi dan nonlitigasi. Hal ini dikarenakan adanya aktor – aktor besar yang terlibat sehingga resolusi melalui koersif cenderung kurang efektif.

Kata kunci: Rusia-Ukraina, Resolusi Konflik, Johan Galtung.


 

Abstract:

The conflict between Russia and Ukraine, previously occurred because Russia annexed the Crimea region and was proven to support the separatist movement in Donbas, Ukraine in 2014. After 2014, the conflict resolution process had stagnated. In the end, in early 2022, Russia then decided to invade Ukraine and make this conflict heat up again. With the escalation of the conflict in 2022, the question arises about how conflict resolution efforts can be made to overcome conflict. This article will focus on analyzing the conflict in 2022 and the options for conflict resolutions. The purpose of this study is to show the options for resolving the Russian-Ukrainian conflict if you apply the conflict resolution concept proposed by Johan Galtung. The presentation will be carried out by dissecting the concepts of peace conflict resolution, peacekeeping, and peace building. The onion analysis model is also used in helping to see the position, interests, and needs of each actor involved in the conflict. This research shows that the conflict resolution must be done using litigation and non–litigation models.  Because there are major actors that are involved in this conflict so that coercive models would not be effective.

Keywords:Russia-Ukraine, Conflict Resolution, Johan Galtung.



Full Text:

PDF

References


Astuti, Indriyani. (2022). “Parlemen Dunia Sepakat Menjadi Mediator Konflik Russia-Ukraina.” Media Indonesia. Diakses dari https://mediaindonesia.com/internasional/480205/parlemen-dunia-sepakat-menjadi-mediator-konflik-rusia-ukraina pada 3 Juni 2022.

Gierzack, Bartosz. (2020). "The Russo-Ukrainian Conflict". Diambil dari: https://www.researchgate.net/publication/349948624_The_Russo-Ukrainian_Conflict, pada 28 Maret 2022.

Gonthamaker, Evgeny. (2022). “Russia Under Sanctions.” GIS. Diakses dari https://www.gisreportsonline.com/r/russia-sanctions/ pada 6 Juni 2022.

Hidriyah, Sita. (2022). “ESKALASI KETEGANGAN RUSIA-UKRAINA“. Info Singkat. Vol. 14. No. 4. Hal 9. Diakses dari https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XIV-4-II-P3DI-Februari-2022-229.pdf. Pada 27 Maret 2022.

Jemadu, Aleksius. 2008.”Politik Global dalam Teori & Praktik”. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 208 diakses dari https://repository.upnvj.ac.id/4910/3/BAB%20I.pdf. Pada 27 Maret 2022.

Lerch, Marika and Zamfir, Ionel. (2022). “International Court of Justice preliminary decision in Ukraine v Russia (2022).” European Parlianment. Diakses dari https://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/ATAG/2022/729350/EPRS_ATA(2022)729350_EN.pdf pada 3 Juni 2022.

Mayer, Bernard. (1946). “The Dynamics of Conflict Resolution.” San Fransisco: Jossey Bass

Purnawibowo, Stanov . (2019). “Analisis Pemangku Kepentingan Pada Tinggalan Arkeologi Bawah Air Di Desa Berakit”. Berkala Arkeologi SANGKHAKALA. Vol. 22 No. 1.

Ratner, Baz. (2021). “Russia has 90,000 troops near Ukraine border, Kyiv says”. Al-Jazeera. Diakses dari https://www.aljazeera.com/news/2021/11/3/russia-has-90000-troops-near-ukraine-border-kyiv-says. Pada 27 Maret 2022.

Ray, Michael. (2017) "Ukraine crisis". Encyclopedia Britannica, diakses dari https://www.britannica.com/topic/Ukraine-crisis. Pada 27 March 2022.

Riegent, Bernd. (2014). “Sejarah Perluasan NATO ke Eropa Timur”. Diambil dari: https://www.dw.com/id/sejarah-perluasan-nato-ke-eropa-timur/a-17528183, pada tanggal 28 Maret 2022.

Ron, Fisher. (2000). “Sources of Conflict and Methods of Conflict Resolution”. International Peace and Conflict Resolution, School of International Service, The American University. Diakses dari http://www.communicationcache.com/uploads/1/0/8/8/10887248/sources_of_conflict_and_methods_of_resolution.pdf. Pada 27 Maret 2022.

Suhardono, Wisnu . (2015). “Konflik Dan Resolusi”. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i. Vol. 2 No. 1.

Yudha, Wisnu. (2007). "Reklamasi Singapura sebagai Potensi konflik Delimitasi Perbatasan Wilayah Indonesia- Singapura". Global Strategis. Vol.1 No.2.

Zeb, Khan, Ihsan Habibullah. (2017). "The Ukrainian Conflict and Options for Conflict Resolution". Journal of European Studies.




DOI: https://doi.org/10.31315/jpw.v2i2.7226

DOI (PDF): https://doi.org/10.31315/jpw.v2i2.7226.g4588

Refbacks

  • There are currently no refbacks.