Kontestasi Berita Hoax Pemilu Presiden Tahun 2019 di Media Daring dan Media Sosial
DOI:
https://doi.org/10.31315/jik.v17i2.3695Keywords:
Berita Hoax, Media Sosial, Kontestasi Pilpres 2019, PolitikAbstract
Penyebaran informasi berupa berita bohong (hoax) pada pemilihan presiden (pilpres) 2019 meningkat ekskalasinya dibandingkan pilpres 2014. Fenomena berita politik hoax tersebut banyak menyesatkan masyarakat dan digunakan untuk menyerang lawan politik, sehingga selama pilpres 2019 menjadi arena kontestasi antara pasangan calon presiden (capres). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap isi kontestasi berita hoax politik selama pilpres 2019. Metode yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan metode analisis isi untuk memberikan gambaran tentang derasnya berita hoax politik yang membahayakan stabilitas politik negara serta memberikan literasi dan kesadaran tentang bahaya dan antisipasi berita hoax. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa lokus penyebaran berita hoax berada pada media sosial seperti Facebook dan WhatsApp. Berita hoax politik pilpres 2019 bersifat berantai dan memproduksi ulang berita hoax yang pernah ada sebelumnya pada pilpres 2014. Sasaran yang dituju oleh kontestasi berita hoax adalah capres 2019 serta pemerintah pusat. Penajaman berita hoax sangat ampuh dengan menggunakan media sosial dan mengarah pana kebencian antargolongan. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar aktif mengedukasi mengenai literasi media untuk semua golongan masyarakat agar selektif dalam menerima pesan.
References
BuzzFeed.com. (2017). https://www.buzzfeed.com/ (Retrived at February 17, 2017).
De Maeseneer, Paul. (1982). Heres The news: A Radio News Manual. Asia-Pacific Institute for Broadcasting Development.
Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit.
Harley, David. (2012). Common Hoaxes and Chain Letters. USA: ESET LLC.
Irving, Cliford. (2014). The Hoax. New York: Open Road Integrated Media.
Juditha, Christiany. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya. Jurnal Pekommas, 3(1), 31-44.
Kami, Indah Mutiara. (2019). 62 Hoax Pemilu 2019 Teridentifikasi Kominfo, Ini Daftarnya. https://news.detik.com/berita/d-4368351/62-hoax-pemilu-2019-teridentifikasi-kominfo-ini-daftarnya (Retrived at June 25, 2019).
Kominfo.go.id. (2017). https://www.kominfo.go.id/ (Retrived at February 17, 2017).
Marwan, M. R., & Ahyad, A. (2016). Analisis penyebaran berita hoax di Indonesia. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma.
Miller, John W. r dan Michael C. McKenna. (2016). World Literacy: How Countries Rank and Why It Matters. New York: Routledge.
Nimmo, Dan. (1989). Mediated Political Realities. Aurora il: Longman Pub Group.
Potter, Andrew. (2010). The Authenticity Hoax: How We Get Lost Finding Ourselves. United State: Amazon Pub.
Rahadi, Dedi Rianto. (2017). Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 5(1), 58-70. Retrieved from http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jmdk/article/view/1342
Rasywir, Errissya., & Purwarianti, Ayu. (2015). Eksperimen pada Sistem Klasifikasi Berita Hoax Berbahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Mesin. Jurnal Cybermatika, 3(2), 1-8. Retrieved from http://cybermatika.stei.itb.ac.id/ojs/index.php/cybermatika/article/view/133
Septanto, H. (2018). Pengaruh Hoax Dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime Dengan Teknologi Sederhana Di Kehidupan Sosial Masyarakat. Jurnal Kalbiscientia: Jurnal Sains dan Teknologi, 5(2), 157-162.
Setiawan, Bambang. (1989). Metodologi Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gama Press.
Shoemaker dan Reese. (1996). Mediating the message:Theories of influences on mass media content (2nd ed.). White Plains, N.Y.: Longman.
Sobur, A. (2009). Analisis Teks Media. Bandung: Rosdakarya.
Suprapto, T. (2010). Politik Redaksi Berita. Malang: Pustaka Kaiswara.
Tattersall, Ian, Peter Névraumont, (2018), Hoax: A History of Deception: 5,000 Years of Fakes, Forgeries, and Fallacies, Hachette UK.
White, Ted. (2010). Broadcast News Writing, Reporting, and Producing. Baton Rouge: Focal Press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Copyright remains with the author and gives rights to the Jurnal Ilmu Komunikasi as the priority to publish the article with an Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License, which allows the article to be shared with acknowledgment of the author of the article and this journal as the place of publication.
- Authors can distribute the publication of their articles on a non-exclusive basis (for example: on university repositories or books) with notification or acknowledgment of publication in the journal Option
- Authors are allowed to post their work online (for example: on personal websites or in university repositories) before and after the submission process (see The Effect of Open Access)
Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License.