Branding Desa Wisata Berbasis Ecotourism
DOI:
https://doi.org/10.31315/jik.v16i3.3204Keywords:
ecotourism, branding, stakeholder engagementAbstract
Pertanian organik menjadi ciri khas Desa Wisata Kadisobo II mendesak untuk dilakukan. Wisata pertanian adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jika keunikan desa wisata sudah terbentuk, selanjutnya perlu menciptakan persepsi yang koheren tentang desa wisata di benak beragam pemangku kepentingan. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh banyak organisasi. Dalam konteks penelitian ini, upaya untuk menjadikan Kadisobo II Trimulyo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman sebagai daerah tujuan ecotourism selalu berada di benak pemangku kepentingan baik internal (masyarakatnya) maupun eksternal (pemerintah, wisatawan dan pelaku usaha) merupakan sebuah tantangan tersendiri. Branding dapat dikatakan sebagai pencitraan dari desa wisata yang diperlukan agar tampilan desa wisata tersebut lebih segar, lebih atraktif, lebih diingat orang dan pada akhirnya orang akan ramai datang berkunjung ke desa wisata tersebut. Lebih jauh, Kabupaten Sleman sebagai daerah tujuan ecotourism akan selalu berada dalam top of mind masyarakat sebagai tempat yang selalu menarik untuk dikunjungi. Hal ini akan tercapai jika kita bisa membangun kesadaran dan keingintahuan masyarakat terhadap desa wisata dan ecotourism.
References
Clifton, R. dan Esther M (Ed.) (2000). The Future of Brands: Twenty-five Visions. New York: New York University Press & Interbrand.
Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design. New York: Sage Publications.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia. (2009). Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat.
Duncan, T. (2005). Principles of Advertising and IMC (edisi kedua). New York: Mc GrawHill.
Einwiller, S. & M. Will. Towards an Integrated Approach to Corporate Branding-an Empirical Study. Corporate Communication: An International Journal. Volume 7, Nomor 2. (2002). Hal. 100-109.
Herastuti, H. et al. (2014). Laporan Akhir Program Ipteks bagi Wilayah (IbW). LPPM UPN Veteran Yogyakarta & LP2M Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta.
Kahootz. Transforming Public Sector Stakeholder engagement. Berkshire.
Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya
Rakhmat, J. (1998). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosda Karya.
Ruslan, R. (2008). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Rajawali Press.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Torfaen County Borough Council. (2006). Stakeholder engagement-A Toolkit. REVIT Project. The
International Ecotourism Society (TIES). (2015). What is Ecotourism. Alamat Web: http://www.ecotourism.org/what-is-ecotourism
Wall, G. Ecotourism: Change, Impacts, and Opportunities. Journal of Ecotourism. (2010).
Downloads
Issue
Section
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Copyright remains with the author and gives rights to the Jurnal Ilmu Komunikasi as the priority to publish the article with an Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License, which allows the article to be shared with acknowledgment of the author of the article and this journal as the place of publication.
- Authors can distribute the publication of their articles on a non-exclusive basis (for example: on university repositories or books) with notification or acknowledgment of publication in the journal Option
- Authors are allowed to post their work online (for example: on personal websites or in university repositories) before and after the submission process (see The Effect of Open Access)
Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License.