Gerakan Literasi Digital Berbasis Sekolah: Implementasi dan Strategi
DOI:
https://doi.org/10.31315/jik.v17i1.3510Keywords:
literasi digital, sekolah, pelajar, internetAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat literasi digital pelajar SMP Karitas Ngaglik Sleman berdasarkan 9 elemen literasi digital menurut Steve Wheeler, yaitu: social networking, transliteracy, maintaning privacy, managing digital identity, creating content, organising and sharing content, repurposing content, filtering and selecting content, self broadcasting serta untuk mengetahui bagaimana gerakan literasi digital berbasis sekolah diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode campuran embedded konkuren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi digital pelajar SMP Karitas Ngaglik Sleman mayoritas berada pada level medium dan memiliki skor paling rendah pada elemen repurposing content. Gerakan literasi digital berbasis sekolah di SMP Karitas Ngaglik Sleman hanya menerapkan beberapa aspek dari 3 indikator menurut Kemendikbud. Mengacu pada Mayes dan Fowler maka gerakan literasi digital berbasis sekolah yang diterapkan baru sampai pada level 1 (Digital Competence) dan level 2 (Digital Usage). Kontribusi penelitian ini berupa masukan kebijakan supaya gerakan literasi digital berbasis sekolah dikembangkan sebagai mekanisme pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum serta mengacu pada keseluruhan 9 elemen literasi digital. Lebih lanjut, perlu diadakan pelatihan bagi guru sebagai pelaku/fasilitator literasi digital. Selain itu, dukungan dari kepala sekolah dan partisipasi aktif orang tua siswa diperlukan dalam mengembangkan budaya literasi digital di sekolah. Gerakan literasi digital berbasis sekolah perlu dikembangkan hingga level 3 (Digital Transformation) untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi generasi muda dalam dunia digital.References
APJII. (2017). Infografis: Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017. Jakarta: Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia.
Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dini, C. P., & Lestari, P. (2015). Literasi informasi tentang kemasan produk obat bebas. Jurnal ASPIKOM, 2(5), 357-373.
EAVI, et.al. (2009). Study on Assessment Criteria for Media Literacy Levels: Final Report. Brussels: European Association for Viewers’s Interests.
Ekasari, P., dan Dharmawan, A. H. (2012). Dampak Sosial-Ekonomi Masuknya Pengaruh Internet Dalam Kehidupan Remaja di Pedesaan. Jurnal Sodality Institut Pertanian Bogor Volume 6 Nomor 1, April 2012, hlm 57-71.
Kemendikbud. Materi Pendukung Literasi Digital. (2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurnia, Novi dan Astuti, Santi Indra. (2017). Peta Gerakan Literasi Digital di Indonesia: Studi tentang Pelaku, Ragam Kegiatan, Kelompok Sasaran, dan Mitra yang Dilakukan oleh JAPELIDI. Jurnal Informasi Universitas Negeri Yogyakarta, Volume 47 Nomor 2, Desember 2017, hlm 149-166.
Lerner, Richard M. dan Steinberg, Laurence. (2011). Adolescence 10th Edition. New York: McGrawHill.
Miles, B. Mattew dan Huberman, A. Michael. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wheeler, Steve. (2012). Digital Literacies for Engagement in Emerging Online Cultures. eLC Research Paper Series, 5, hlm 14-25.
Widyastuti, Dhyah Ayu Retno et al. (2016). Literasi Digital pada Perempuan Pelaku Usaha Produktif di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15.
www. kominfo.go.id
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Copyright remains with the author and gives rights to the Jurnal Ilmu Komunikasi as the priority to publish the article with an Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License, which allows the article to be shared with acknowledgment of the author of the article and this journal as the place of publication.
- Authors can distribute the publication of their articles on a non-exclusive basis (for example: on university repositories or books) with notification or acknowledgment of publication in the journal Option
- Authors are allowed to post their work online (for example: on personal websites or in university repositories) before and after the submission process (see The Effect of Open Access)
Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional License.